Merangkai Kepingan Kasus Kematian Diplomat Muda Kemlu, Menuju Titik Terang?

Sedang Trending 11 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

detikai.com, Jakarta- Kematian Arya Daru Pangayunan (39) tetap menjadi teka-teki besar. Diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu) itu ditemukan tewas dengan kepala terlilit lakban di bilik indekosnya di area Menteng, Jakarta Pusat, pada Selasa (8/7/2025). Kematian nan langsung memicu spekulasi, dari dugaan pembunuhan hingga skenario rumit lainnya.

Dua puluh hari telah berlalu. Polisi sudah memeriksa 24 saksi, menelusuri 20 rekaman CCTV, serta menyisir peralatan bukti dari letak kejadian. Namun, publik belum juga mendapat kepastian. Apa sebenarnya nan terjadi pada Arya Daru?

Di tengah ketidakpastian itu, Komisioner Kompolnas, Choirul Anam menyebut kepingan misteri mulai terangkai. Temuan krusial seperti tas pribadi, jejak digital komunikasi, serta hasil autopsi menjadi titik awal untuk mengurai benang kusut kasus ini.

"Menurut kami, dengan pendekatan scientific dan komparasi nan detail, peristiwa ini sebenarnya sudah terang," kata Anam, Senin (28/7/2025).

Tas Berisi Laptop Ditemukan

Satu hari setelah jasad Arya Daru ditemukan, polisi menemukan dua tas miliknya. Letak tas itu tak jauh dari tangga darurat di lantai 12 gedung Kemlu. Tas-tas itu ditemukan pada 9 Juli 2025, namun baru diungkap ke publik Senin kemarin.

Kepala Sub Bidang Penerangan Masyarakat Polda Metro Jaya, Ajun Komisaris Besar Polisi Reonald Simanjuntak menjelaskan, dua tas itu terdiri dari ransel dan tas belanja.

Tas ransel berisi laptop. Sementara tas shopping berisi celana, kemeja, hingga kaos nan baru dibeli di Grand Indonesia (GI).

Dalam tas Arya Daru juga ditemukan obat dan rekam medis dari sebuah rumah sakit umum di Jakarta, tertanggal Juni 2025. Namun, Reonald menolak mengungkap jenis obat dan penyakit Arya Daru.

"(Riwayat sakit) enggak bisa saya kasih tahu ya, lantaran itu masuk ke privasi," ujarnya.

Reonald menduga, Arya Daru naik ke rooftop gedung Kemlu menggunakan tangga darurat dari lantai 12. Dugaan itu muncul lantaran akses lift di gedung tersebut hanya berakhir sampai lantai 12.

Jejak Digital

Selain tas berisi laptop, polisi juga telah sukses mengamankan potongan krusial dari jejak digital sang diplomat muda. Meskipun, ponsel Arya Daru belum juga ditemukan.

Dari perangkat lain milik Arya Daru, interogator mengakses salinan percakapan WA dan email sebelum dia ditemukan tewas misterius.

Rekam jejak digital itu sekarang sedang dicocokkan dengan riwayat obrolan Arya berbareng sang istri dan beberapa rekannya. Hasil sementara ada kecocokan.

“Semua info dikombinasikan, mulai dari WA istri, WA teman, hingga pihak-pihak nan terakhir berinteraksi dengan korban. Sinkron,” ungkap Reonald.

Penyelidikan tak berakhir di bumi maya. Polisi juga sukses melacak info pemesanan taksi nan mengantar Arya ke letak terakhirnya. Bahkan, pengemudi taksi nan mengantar Arya telah dimintai keterangan langsung.

"Sopir taksi itu juga, pengemudi taksi nan mendapatkan orderan nan untuk mengantarkan orderan itu juga sudah diambil keterangan," ujar Reonald.

Hasil Labfor Sudah Keluar

Tiga hari lalu, polisi mengaku telah mengantongi hasil uji laboratorium forensik (labfor) mengenai kematian misterius Arya Daru. Namun, hingga kini, hasil krusial itu belum dibuka ke publik.

"Untuk hasil labfor sudah keluar, kelak bakal disampaikan saat rilis resmi," kata Reonald.

Menurut Reonald, hasil labfor itu belum bisa berdiri sendiri. Penyidik tetap perlu menyinkronkannya dengan peralatan bukti lain agar gambaran utuh bisa didapat. Semua potongan kudu cocok sebelum kebenaran dibuka ke publik.

“Sekarang tetap proses sinkronisasi dan pengumpulan perangkat bukti, agar bisa mengungkap kebenaran sebenarnya,” lanjutnya.

Sementara itu, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menegaskan bahwa pengusutan kematian Arya Daru dilakukan dengan pendekatan scientific crime investigation. Polisi, kata dia, memilih bergerak jeli dan hati-hati—tak mau terburu-buru menyimpulkan sebuah kasus nan begitu sensitif.

Kronologi Penemuan Mayat Arya Daru

Jenazah Arya Daru ditemukan di dalam bilik kos Guest House Gondia, Jalan Gondangdia Kecil, Menteng, Jakarta Pusat, pada Selasa (8/7/2025).

Penemuan jasad Arya Daru berasal dari kecurigaan istrinya nan tak kunjung mendapatkan berita sang suami. Istri Arya Daru lampau meminta penjaga kos untuk memeriksa bilik korban.

"Ada permintaan istri korban, dari malam harinya kepada penjaga kos untuk mengecek ke bilik korban lantaran istri korban tidak dapat menghubungi korban, lantaran handphone korban mati," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi, Kamis (24/7/2025).

"Setelah dimintai tolong oleh istri korban, penjaga kos melaporkan kepada pemilik kos untuk membuka pintu. Dan penjaga kos membujuk salah satu penunggu lain FM untuk membuka alias mengecek kondisi kamar," sambung dia.

Dia menjelaskan, bilik korban bernomor 105 di Guest House Gondia. Saat itu, bilik korban dalam kondisi terkunci dari dalam baik melalui kunci manual, slot, maupun akses kunci pribadi nan hanya dipegang oleh korban.

Untuk masuk ke dalam, penjaga kos dan penunggu lain berinisial FM mencongkel jendela terlebih dulu, lampau membuka slot pengaman dan kunci manual dari dalam.

"Jadi, penjaga kos dan saksi penunggu kos lainnya, FM, berupaya masuk ke dalam bilik korban dengan mencongkel jendela, kemudian membuka slot dari dalam, membuka kunci manual, akhirnya pintu sukses dibuka," ucap dia.

Saat ditemukan, korban dalam posisi terbaring di atas tempat tidur dengan kepala dililit lakban warna kuning.

"Korban ditemukan dalam kondisi wajah tertutup plastik, kemudian terlilit lakban berwarna kuning di tempat tidurnya. Kemudian tertutup selimut, korban di atas tempat tidurnya ditemukan dengan keadaan menggunakan kaos dan celana pendek," ujar dia.

Selengkapnya