ARTICLE AD BOX
Jakarta, detikai.com - Kementerian Pertahanan (Kemhan) bekerja sama dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk memproduksi obat murah dalam skala besar. Produksi dilakukan oleh laboratorium milik TNI dan bakal didistribusikan melalui Koperasi Merah Putih ke seluruh Indonesia.
Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin mengatakan, program ini ditujukan untuk membantu masyarakat mendapatkan akses obat nan lebih terjangkau. Salah satu konsentrasi distribusinya adalah desa-desa nan kesulitan mendapatkan obat berbobot dengan nilai wajar.
"Kita sudah mulai menyalurkan obat-obatan produksi kita ke gerai toko obat Koperasi Merah Putih. Langkah selanjutnya, menjelang 5 Oktober nanti, kita bakal produksi massal dan pengedaran ke desa-desa dengan nilai 50 persen lebih murah dari pasar," kata Sjafrie dalam konvensi pers di Kantor Kemhan dikutip dari detik, Jumat (25/7/2025).
Meski sudah murah, Kemhan juga tengah merancang skema agar ke depan obat-obatan tersebut bisa diberikan secara cuma-cuma untuk masyarakat kurang mampu.
"Kita sedang pikirkan langkah agar nilai murah ini bisa diturunkan lagi menjadi obat cuma-cuma nan diperlukan rakyat," ucap Menhan.
Langkah ini juga didukung dengan konsolidasi laboratorium farmasi di tubuh TNI. Laboratorium dari TNI AD, AL, dan AU bakal digabung menjadi satu unit berjulukan Farmasi Pertahanan Negara, nan berfokus memproduksi obat untuk pengedaran luas, terutama ke desa-desa.
Sementara itu, Kepala BPOM RI, Prof Taruna Ikrar, menegaskan semua proses produksi bakal diawasi ketat agar memenuhi standar keamanan dan mutu. Sertifikasi bakal dilakukan berasas norma good manufacturing practice (GMP).
"Obat-obat ini bakal melalui proses sertifikasi sesuai standar langkah pembuatan obat nan baik," tegasnya.
Prof Taruna juga mengungkap salah satu argumen nilai obat di Indonesia mahal lantaran 94 persen bahan bakunya tetap diimpor, terutama dari India, China, Eropa, dan AS. Karena itu, inisiatif lokal produksi obat ini menjadi langkah strategis menekan biaya.
Selain produksi obat murah, kerja sama Kemhan dan BPOM juga menyasar upaya penanggulangan obat terlarangan dan tiruan nan tetap marak dijual baik secara daring maupun luring.
"Masih banyak produk terlarangan nan belum punya izin alias apalagi palsu. Karena itu, kerja sama dengan Kemhan krusial untuk pengawasan lapangan," kata Prof Taruna.
(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article
BPOM Awasi Penjual Takjil Ramadan, Hal Ini nan Bakal Dicek