Menengok Prospek Saham Bumi, Apakah Masih Cerah?

Sedang Trending 14 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, detikai.com - Saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dalam beberapa hari terakhir mengalami penguatan. Sejumlah analis pun merekomendasikan buy untuk saham emiten batu bara milik Grup Bakrie tersebut.

Investment Analyst Edvisor Provina Visindo, Indy Naila menuturkan, secara umum keahlian finansial dan nilai saham BUMI tetap dipengaruhi pergerakan nilai batu bara. Laju pergerakan nilai komoditas tersebut cukup dipengaruhi oleh permintaan China dan India nan tetap moderat.

Tidak hanya itu, pergerakan nilai batubara juga sangat dipengaruhi oleh kondisi makroekonomi dan akibat perang jual beli nan dipicu oleh kebijakan tarif impor Amerika Serikat (AS).

"Tetapi terlihat BUMI tetap bisa menjaga margin operating income growth dengan baik per kuartal I-2025 walaupun ada penyesuaian ASP nan menyebabkan secara net income turun. Kemudian juga tarif royalti juga menjadi sentiment nan menggerakan saham BUMI dengan izin nan dikeluarkan jika tarif royalti bakal turun maka secara beban operasional bisa dijaga lagi oleh BUMI dan secara profitabilitas bisa meningkat," ungkap Indy saat dihubungi oleh detikai.com, Rabu (7/5/2025).

Dia menambahkan, BUMI tetap mempunyai prospek nan cerah seiring dengan peningkatan sasaran produksi batu bara, ditambah keahlian efisiensi operasional dan diversifikasi nan baik. Pihak BUMI juga perlu terus memantau permintaan batu bara secara global, terutama dari China dan India, sehingga penjualan ekspor nan dilakukan dapat meningkatkan margin profitabilitas emiten tersebut.

Selain itu, Indy menyebut upaya restrukturisasi utang nan dilakukan BUMI juga dapat berakibat positif dari sisi margin profitabilitas. Restrukturisasi utang tersebut juga dapat mengurangi akibat likuiditas nan ditanggung oleh BUMI.

Berkaca dari perihal itu, Indy merekomendasikan trading buy saham BUMI dengan sasaran nilai sekitar Rp 125-130 per saham.

"(Saham) BUMI tetap ada potensi untuk mencapai benchmark baru dengan pemantauan nilai batu bara, sehingga kita bisa pantau juga nilai rata-rata (ASP) batu bara BUMI dan manajemen utang nan baik, serta memandang juga penyesuaian regulasi-regulasi pemerintah seperti tarif royalti," tutur dia.

Di pihak lain, Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta menyebutkan, BUMI berkomitmen untuk terus meningkatkan produksi batu bara. Dengan memanfaatkan kondisi nilai batu bara sedikit berada di atas lower base, semestinya average selling price (ASP) BUMI bisa pulih.

"Memang challenge-nya adalah mengenai dengan aspek perlambatan pertumbuhan ekonomi Tiongkok maupun juga India nan menjadi sumber daripada permintaan untuk batubara nan memang emiten-emiten batubara kita juga berada pada ekspor termasuk BUMI ini. Kalau misalnya sentimen perang jual beli berada, mengenai dengan policy nan diterapkan oleh Trump lantaran kan berangkaian dengan diplomasi," jelasnya.

Untuk itu, Nafan merekomendasikan akumulatif buy saham BUMI bagi para penanammodal dengan area level masuk di level Rp 93-99 per saham. Selain itu, Nafan memperkirakan sasaran nilai BUMI ada di level Rp 110 - Rp 176 per saham.

"BUMI berpotensi mengalami kenaikan setelah menembus garis tren turun. Selain itu, sinyal Stochastics K_D dan RSI positif," pungkas Nafan.


(dpu/dpu)

Saksikan video di bawah ini:

Video:Bos RMKE Bongkar Resep Bisnis Batu Bara Moncer Era Perang Dagang

Next Article BUMI Ramal Harga Batu Bara Mentok di US$ 140/Ton Tahun Depan

Selengkapnya