Menag Tanggapi Tudingan Petugas Hanya Nebeng Haji: Jangan Lukai Perasaannya

Sedang Trending 9 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

detikai.com, Jeddah - Belakangan muncul tudingan bahwa sejumlah petugas haji nebeng haji lantaran tidak bekerja sebagaimana mestinya. Terkait perihal ini, Menteri Agama Nasaruddin Umar menyebutnya tidak etis.

"Saya kira saya tidak etis mengatakan nebeng seperti itu ya lantaran jika menunggu orang nan sudah haji baru menjadi petugas, gimana caranya kan?" kata Menag nan juga bertindak sebagai Ketua Amirul Hajj di Bandara Internasional King Abdulaziz Jeddah, Arab Saudi, Minggu (15/6/2025).

Menurut dia, banyak petugas haji nan betul-betul bertanggung jawab atas tugas nan diembannya. Salah satunya adalah petugas perlindungan jamaah (linjam) nan kebanyakan diisi oleh tentara alias polisi.

Mereka, sambung dia, kebanyakan menghabiskan waktu di lapangan untuk membantu para jemaah haji nan butuh support alias mengalami kesulitan. Seringkali, sambung Menag, petugas linjam hanya ke hotel untuk berganti baju sebelum kembali ke lapangan lagi.

"Mereka itu tidurnya di lapangan. Kasihan itu. Jadi saya tidak mau melemahkan, mengecilkan prestasi petugas kita pada tahun-tahun ini. Inilah nan terbaik," sambungnya.

Kalaupun ada petugas haji nan melalaikan kewajibannya, itu bukan argumen untuk menggeneralisir kasus. Dengan menggeneralisir, perihal itu bakal melukai emosi para petugas haji secara umum.

"Jangan kita mengatakan itu nebeng haji. Ya memang mungkin, tapi bagi saya, jangan melukai perasaannya," imbuhnya.

Seragam Biru Simbol Indonesia

Dalam kesempatan itu, dia berterima kasih kepada para petugas haji nan dengan seragam birunya bisa mudah dikenali jemaah saat memerlukan support di lapangan. Petugas berseragam biru itu terlihat mencolok di tengah para petugas polisi Arab Saudi nan berseragam cokelat. Mereka tersebar di beragam pos dengan jarak tak terlalu jauh antara satu sama lain.

"Baju biru ini adalah simbol Indonesia sehingga mendominasi," kata dia.

Menag berambisi penyelenggara ibadah haji berikutnya tetap mempertahankan keberadaan para petugas, apalagi meningkatkan kapasitasnya, lantaran keberadaan mereka diperlukan para jemaah haji Indonesia nan saat ini belum bisa mandiri. "Saya kira apa nan sudah positif ini kita kembangkan terus ya," imbuh dia.

Sebelumnya, melansir Antara, Minggu (15/6/2025), Wakil Kepala Badan Penyelenggara Haji (BPH) Dahnil Anzar Simanjuntak menyebut bahwa ada petugas haji nan hanya nebeng haji. Dengan temuan itu, Dahnil menyatakan bakal mengevaluasi proses rekrutmen, khususnya petugas haji wilayah (PHD), lantaran tetap ada petugas nan tidak ahli menjalankan tugas sesuai dengan fungsi.

"Ini tentu kudu menjadi bahan pertimbangan serius," kata Dahnil di Jakarta, Rabu, 11 Juni 2025.

Proses Rekrutmen PHD Dievaluasi

Meski demikian, dia menekankan bahwa banyak pula petugas nan bekerja secara ahli dan bertanggung jawab. Ia pun mengapresiasi mereka nan bekerja keras selama penyelenggaraan ibadah haji tahun ini meskipun terdapat sejumlah catatan perbaikan nan menjadi perhatian.

Ia mengatakan bahwa petugas telah berupaya maksimal dalam melayani jemaah haji Indonesia nan jumlahnya terbesar di dunia. "Walaupun tetap banyak perihal nan perlu dievaluasi, mereka tetap menjalankan tugas dalam kondisi terbatas," kata Dahnil.

Menurut dia, salah satu tantangan utama adalah ketimpangan antara jumlah petugas dan jemaah nan sangat besar. Hal ini berakibat pada pengedaran pelayanan di lapangan.

"Jumlah jemaah kita sangat besar, sementara jumlah petugas terbatas. Ini menjadi tantangan nyata nan kudu diatasi ke depan," ujarnya. Ke depan, lanjut dia, proses seleksi dan training petugas bakal diperketat demi menjamin kualitas jasa kepada jemaah.

Pada tahun ini, kuota petugas haji Indonesia sebanyak 4.420 orang dari awalnya dibatasi hanya 2.210 orang. Tambahan kuota petugas haji tersebut didistribusikan untuk menyertai jemaah dalam penerbangan (kloter) dan non-kloter seperti transportasi, konsumsi, dan pembimbing ibadah.

Selengkapnya