Mekanisme Pembukaan Penyeberangan Rafah Setelah Gencatan Senjata Gaza Dan Israel Diputuskan

Sedang Trending 3 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

detikai.com, Jakarta - Hamas dan Israel telah mencapai kesepakatan untuk gencatan senjata di Jalur Gaza, nan mencakup pembebasan sandera. Kesepakatan ini menyusun gencatan senjata awal selama enam minggu dengan penarikan berjenjang pasukan Israel dari Jalur Gaza. Gencaan senjata ini juga pada akhirnya membuka pintu perbatasan Gaza dengan Mesir di wilayah Rafah.  

Mantan Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza Medhat Abbas menjelaskan, sistem teknis pembukaan penyeberangan darat Rafah nan dirancang untuk membantu pasien dan penduduk Palestina nan mengungsi di luar negeri setelah gencatan senjata.

Penyeberangan Rafah, nan merupakan salah satu akses utama ke Jalur Gaza, direncanakan dibuka tujuh hari setelah gencatan senjata diberlakukan. Menurut Dr. Medhat Abbas, penyeberangan ini bakal difungsikan untuk memfasilitasi keluarnya pasien dan mereka nan terluka dengan kapabilitas maksimal 50 orang per hari.

"Pembukaan ini merupakan langkah krusial untuk memastikan pasien mendapatkan perawatan nan mereka butuhkan di luar Gaza, mengingat kondisi akomodasi kesehatan di dalam wilayah ini sangat terbatas akibat blokade nan berkepanjangan," ujar  Medhat Abbas, nan juga menjad mitra Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) dalam mengirim support .

Pengelolaan penyeberangan ini bakal diawasi secara teknis oleh Uni Eropa dengan melibatkan tiga personil Otoritas Palestina dan tujuh personil misi Uni Eropa. Langkah ini, menurutnya, dirancang untuk memastikan kelancaran proses tanpa gangguan dari pihak mana pun.

Medhat juga menjelaskan bahwa pemulangan penduduk Palestina nan terdampar di Mesir ke Gaza hanya dapat dilakukan setelah Israel menarik pasukannya dari Koridor Philadelphia.  Proses pemulangan bakal melalui persetujuan berbareng antara Israel, Otoritas Palestina, dan Uni Eropa. Permintaan pemulangan kudu diajukan sebelumnya melalui Kedutaan Besar Palestina di Kairo.

"Israel mempunyai kewenangan untuk menyetujui alias menolak pemulangan perseorangan tertentu. Mekanisme ini memang tidak ideal, namun kudu dilalui agar proses kemanusiaan ini tetap berjalan," tambah Dr. Medhat.

Tim Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) nan sedang berada di Kairo, Mesir, mengonfirmasi jika support sebanyak 32 ton tepung dari masyarakat Indonesia telah sukses didistribusikan kepada penduduk di Jalur Gaza.

Selengkapnya