Megaproyek Arab Saudi Gagal, Sudah Banyak Makan Korban

Sedang Trending 3 hari yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, detikai.com - Mimpi family kerajaan Arab Saudi untuk membangun kota raksasa futuristik di tengah gurun terancam kandas total.

Kota nan dinamai 'Neom' tersebut merupakan megaproyek nan meliputi resor eksklusif di pesisir pantai, resor ski kedua di pegunungan, hingga sepasang gedung pencakar langit setinggi 1.600 kaki dengan panjang hingga 106 mil nan disebut 'The Line'.

Sayangya, pembangunan megaproyek itu mengalami masalah finansial besar. menurut laporan Wall Street Journal, perkiraan shopping modal untuk membangun Neom hingga rampung pada tahun 2080 mendatang telah membengkak hingga US$8,8 triliun alias setara Rp144.364 triliun.

Angka itu membengkak lebih dari 25 kali lipat anggaran tahunan kerajaan, dikutip dari Futurism, Selasa (11/3/2025).

Lebih jelek lagi, laporan audit nan ditinjau oleh Wall Street Journal menemukan bahwa para pejabat mencoba memalsukan angka-angka untuk menyembunyikan bukti biaya proyek nan membengkak.

Temuan ini menunjukkan petaka baru nan muncul akibat megaproyek Neom nan merupakan buahpikiran Pangeran Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman.

Menurut Wall Street Journal, para pejabat juga berupaya melindungi sang Pangeran Mahkota dari realita pahit. Misalnya, memberikan angan tiruan mengenai pengembalian pendapatan dari resor ski Neom.

Para pejabat meningkatkan nilai nan diproyeksikan untuk menginap di letak nan belum selesai dibangun tersebut. Satu bilik di hotel butik standar nan sebelumnya dipatok US$489 (Rp8 jutaan) sekarang membengkak menjadi US$1.866 (Rp30 jutaan).

Sementara itu, satu bilik di letak glamping mewah juga melonjak tajam dari US$216 (Rp3,5 jutaan) menjadi US$794 (Rp13 jutaan) per malam.

Rekomendasi untuk mengurangi tinggi gedung pencakar langit dari 1.600 kaki menjadi 1.000 kaki untuk menghemat anggaran sudah ditolak mentah-mentah oleh Pangeran Salman.

"Kami bakal mulai membangun secara vertikal mulai akhir tahun ini," kata kepala developer The Line, Denis Hickey, dalam World Economic Forum, dikutip dari Futurism berasas laporan Wall Street Journal.

Singkatnya, proyek Neom milik kerajaan itu tampaknya telah berubah menjadi kekacauan nan belum pernah terjadi sebelumnya.

Bahkan kepemimpinannya pun berada di atas landasan nan goyah. Mantan CEO Neom, Nadhmi al-Nasr, mengundurkan diri pada November 2024, beberapa minggu setelah sebuah movie dokumenter menuduh bahwa puluhan ribu pekerja asing telah meninggal selama pembangunan kota itu.

Saat ini, resor golf Sindalah nan merupakan bagian dari Neom tetap belum kelar. Padahal, pejabat Arab Saudi telah menggelar pesta peluncuran super mewah dengan biaya US$45 juta (Rp738 miliar) pada Oktober 2024 lalu. Acara itu dihadiri para selebritas kawakan, termasuk Will Smith dan Tom Brady.

Sementara itu, firma konsultasi McKinsey nan direkrut untuk merancang anggaran Neom mendapat untung berlimpah. Wall Street Journal melaporkan perusahaan itu telah mengumpulkan duit US$130 juta (Rp2,1 triliun) setahun dari Neom.

Juru bicara McKinsey membantah firmanya terlibat dalam manipulasi laporan finansial Neom.

Banyak Orang Tewas Gara-gara Megaproyek Arab

Kontroversi di kembali pembuatan sejumlah proyek raksasa oleh Arab Saudi terus bermunculan. Sebuah laporan mengatakan setidaknya 21.000 orang tewas saat bekerja di beberapa proyek Visi 2030 tersebut

Mengutip Newsweek, laporan movie dokumenter ITV menemukan pekerja migran asal India, Bangladesh, dan Nepal berulang kali tewas dalam kecelakaan kerja alias akibat kondisi nan jelek di letak bangunan di seluruh Saudi. ITV menyebut ada 21.000 pekerja asing tewas, dan 100.000 lainnya lenyap sejak 2017.

Para pekerja menggambarkan perlakuan nan mereka terima sebagai 'budak nan terperangkap' dan 'pengemis' dengan beberapa pelanggaran peraturan keselamatan kerja dilaporkan. Mereka juga kesulitan untuk pergi lantaran adanya ketetapan denda nan perlu dipenuhi.

Dalam salah satu kasus terburuk, seorang pekerja Nepal nan diidentifikasi sebagai Raju Bishwakarma menelepon kawan dan keluarganya untuk meminta bantuan, sembari berkata, "Tolong selamatkan saya," sebelum ditemukan tewas di kamarnya. Diketahui, dia tewas setelah diberi tahu bahwa dia dapat pergi jika bayar denda nan setara dengan penghasilan lima bulan.

"Ada kematian lebih dari 650 migran Nepal di Arab Saudi nan tetap belum dapat dijelaskan," timpal keterangan dari Dewan Ketenagakerjaan Luar Negeri Nepal.


(fab/fab)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Berantas Penipuan BTS Palsu, Komdigi Belajar Dari Singapura

Selengkapnya