ARTICLE AD BOX
Jakarta, detikai.com - Megaproyek NEOM milik Arab Saudi, beserta kota pandai (smart city) 'The Line' nan memicu kontroversi, diproyeksikan bakal rampung dalam waktu 100 tahun alias 1 abad.
Patokan tersebut lebih lama daripada nan sebelumnya diumumkan pihak-pihak nan terlibat dalam megaproyek tersebut.
Terbaru, dalam obrolan di World Economic Forum di Davos pada 22 Januari 2025, Chief Development Officer NEOM Denis Hickey mengatakan proyek ambisius tersebut butuh waktu 1 abad untuk dibangun dan siap dihuni.
"Kami membangun kota nan direncanakan untuk menampung 9 juta orang. Skalanya seperti London dan New York City. Ini betul-betul proyek besar," kata Hickey, dikutip dari New Arab, Kamis (27/2/2025).
"Membutuhkan waktu 100 tahun untuk mengisinya. Namun, kita kudu merencanakannya dari sekarang," dia menambahkan.
Laporan tahun lampau menyebut skala proyek smart city The Line telah diturunkan. Bloomberg melaporkan pada 2030 mendatang, baru 2,4 kilometer nan bisa dibangun dari rencana awal 170 kilometer.
Populasi The Line nan tadinya direncanakan sebanyak 1,5 juta juga diturunkan menjadi 300.000. Laporan tersebut mengungkap spekulasi mengenai penurunan skala tersebut.
Sebelumnya, The Line direncanakan untuk rampung pada 2045. Hickey lantas mengonfirmasi bahwa proyek tersebut paling mentok bakal mempunyai panjang 100 kilometer dan lebar 1,2 kilometer.
Ia mengatakan tahap ekskavasi telah dimulai di The Line. Selanjutnya, pada tahun ini, fase pembangunan vertikal bakal dimulai.
The Line merupakan salah satu dari beberapa proyek nan bakal membentuk megaproyek NEOM di Arab Saudi. Selain The Line, ada juga kota Oxagon untuk pelabuhan, Trojena nan konsentrasi ke pariwisata, dan Magna untuk resort. Dua di antaranya sudah mulai dibangun saat ini.
The Line dan NEOM adalah proyek sentral Pangeran Mahkota Muhammad bin Salman dalam 'Visi 2030'. Di dalamnya tercantum beberapa proyek sosial dan ekonomi nan bermaksud menciptakan diversifikasi ekonomi Arab Saudi selain minyak.
Sejalan dengan 'Visi 2030', Publik Investment Fund (PIF) Arab Saudi juga telah melakukan diversifikasi holding, menanam modal ke raksasa teknologi, olahraga internasional, dan metro baru Riyadh.
Megaproyek Arab Makan Korban
Kontroversi di kembali pembuatan sejumlah proyek raksasa oleh Arab Saudi terus bermunculan. Sebuah laporan mengatakan setidaknya 21.000 orang tewas saat bekerja di beberapa proyek Visi 2030 tersebut
Mengutip Newsweek, laporan movie dokumenter ITV menemukan pekerja migran asal India, Bangladesh, dan Nepal berulang kali tewas dalam kecelakaan kerja alias akibat kondisi nan jelek di letak bangunan di seluruh Saudi. ITV menyebut ada 21.000 pekerja asing tewas, dan 100.000 lainnya lenyap sejak 2017.
Para pekerja menggambarkan perlakuan nan mereka terima sebagai 'budak nan terperangkap' dan 'pengemis' dengan beberapa pelanggaran peraturan keselamatan kerja dilaporkan. Mereka juga kesulitan untuk pergi lantaran adanya ketetapan denda nan perlu dipenuhi.
Dalam salah satu kasus terburuk, seorang pekerja Nepal nan diidentifikasi sebagai Raju Bishwakarma menelepon kawan dan keluarganya untuk meminta bantuan, sembari berkata, "Tolong selamatkan saya," sebelum ditemukan tewas di kamarnya. Diketahui, dia tewas setelah diberi tahu bahwa dia dapat pergi jika bayar denda nan setara dengan penghasilan lima bulan.
"Ada kematian lebih dari 650 migran Nepal di Arab Saudi nan tetap belum dapat dijelaskan," timpal keterangan dari Dewan Ketenagakerjaan Luar Negeri Nepal.
(fab/fab)
Saksikan video di bawah ini: