Medsos Banjir Penampakan Warga Ri Serbu Pangkalan Gas Lpg 3 Kg

Sedang Trending 1 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, detikai.com - LPG 3 Kg tengah menjadi perbincangan hangat di masyarakat. Pasalnya LPG jenis ini sedang langka dan susah di dapatkan. Akibatnya masyarakat kudu mengantre panjang di pangkalan gas 3kg sejak pagi buta.

Kata kunci alias LPG 3 Kg pun menduduki daftar trending topic di X (sebelumnya Twitter) pada Senin (3/2/2025) sore.

Banyak warganet nan mengeluhkan susahnya mendapat LPG 3 Kg di daerahnya. Ada juga nan membagikan gambar dan video antrean masyarakat nan mau mendapatkan LPG 3 Kg.

"Momen Warga antri beli gas LPG 3 Kg Sejak Subuh Tadi," cuit akun @EsTeh__28 sembari membagikan video nan menunjukkan antrean penduduk mengantre LPG di SPBU.

"Gaisss, Lpg 3 Kg ditempat kalian langka ga? di tangsel ko susah banget ini padahal udah ke beberapa tempat pangkal resminya, tapi rata-rata udah pada habis," tulis netizen mellaii akun menfess @tanyarlfes.

"Sumpah kebijakan baru ini, enggak bijak sama sekali. Gas 3 Kg udah enggak boleh dijual di pengecer. Bayangin orang" desa alias pedalaman nan gak bisa akses ke depot lpg lantaran jauh dari jangkauannya mereka, kadang-kadang kebijakan pemerintah gak dipikirin mateng-mateng," jawab netizen lain di akun menfess tersebut.

"Daerah mana aja ini nan langka gas lpg 3 Kg😣😣," tulis nan lain.

"Pantesan dari kemarin LPG 3 Kg ga ada di warung, di tempat Anda udah mulai susah cari tabung melon belom?," cuit nan lain smabil membagikan gambar keterangan di warung bahwa LPG 3kg kosong.

"Antrian beli lpg 3kg Disuruh beli ke pangkalan tapi sampai pangkalan malah tutup. Pemerintah maunya apa dah? 🤦♀️," keluh nan lain.

Dikabarkan sebelumnya, pemerintah memutuskan untuk tidak lagi memberikan Liquefied Petroleum Gas (LPG) 3 kg kepada pengecer mulai 1 Februari 2025.

Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung menyebut kebijakan tersebut diambil sebagai bagian dari upaya penataan pengedaran LPG 3 kg agar lebih tepat sasaran.

Selain itu, nilai nan diterima masyarakat diharapkan sesuai dengan batas nan telah ditetapkan pemerintah.

"Ini kita kan lagi menata. Bagaimana nilai nan diterima oleh masyarakat bisa sesuai dengan batas nilai nan ditetapkan oleh pemerintah. Jadi nan pengecer, justru kita jadikan pangkalan. Itu ada umum untuk mereka mendaftarkan nomor induk berupaya terlebih dulu," kata Yuliot di Gedung Kementerian ESDM, dikutip Senin (3/2/2025).

Yuliot mengatakan pemerintah saat ini mendorong para pengecer untuk bisa naik kelas menjadi pangkalan. Tidak sulit, menurutnya pendaftaran pengecer jadi pangkalan hanya memerlukan nomor induk berupaya untuk didaftarkan melalui online single submission (OSS).

"Sehingga mata rantai pengedaran LPG lebih singkat dan nilai diterima masyarakat sesuai nilai nan ditetapkan pemerintah," ujar Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung kepada detikai.com.

[Gambas:Twitter]

[Gambas:Twitter]

[Gambas:Twitter]

[Gambas:Twitter]


(dem/dem)

Saksikan video di bawah ini:

Adu Canggih AI China vs Amerika: Deepseek & Qwen vs Chatgpt & Gemini

Selengkapnya