ARTICLE AD BOX
Jakarta, detikai.com - Elon Musk memulai karir dalam pemerintahan Donald Trump sebagai penasihat. Namun kedudukan itu menimbulkan pertanyaan dari para pemegang saham Tesla.
Setidaknya lebih dari 100 pertanyaan diajukan pada Musk nan menjabat sebagai CEO Tesla dalam laporan pendapatan. Beberapa pertanyaan mengenai peran resminya dalam Department of Government Efficiency (DOGE) dan apakah fokusnya pada Tesla bakal terbelah usai masuk Gedung Putih.
Pertanyaan lainnya seputar pembagian waktu nan diambil Musk antara Gedung Putih dan pekerjaannya untuk Tesla.
"Apakah Anda percaya dia memberi Tesla konsentrasi nan dibutuhkan?" kata seorang penanammodal ritel, dikutip dari CNBC Internasional, Kamis (30/1/2025).
Musk diketahui sebagai pendukung garis terdepan Trump sejak kampanye lalu. Dia tercatat menyumbangkan US$270 untuk Trump dan partai Republik.
Orang terkaya bumi itu juga turun langsung berkampanye, termasuk kerap membicarakan Trump dan kebijakannya. Musk terlihat pula dalam pelantikan Trump di Gedung Capitol minggu lalu.
Bukan hanya di AS, Musk jadi sorotan dengan aktivitasnya mengenai politik Jerman. Dia terlibat aktif mendukung penuh partai sayap kanan anti imigran AfD (Alternative für Deutschland).
Dia juga terlihat melakukan aktivitas nan dianggap sebagai penghormatan bagi Nazi dalam pelantikan minggu lalu. Namun Musk menanggapi kritikan tersebut dengan menyebutnya sebagai aktivitas kebencian dengan tipuan.
Tak berselang lama, dia terlibat kontroversial lagi dengan memainkan kata bertema Nazi di X. Selain itu Musk terlihat muncul dalam video di sebuah rapat AfD di Halle Jerman.
(fab/fab)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Gagal Uji Coba Ketujuh, Roket SpaceX Starship Elon Musk Meledak
Next Article Elon Musk Luncurkan Pembunuh Driver Online Besok