ARTICLE AD BOX
Jakarta, detikai.com - Komputasi kuantum diketahui telah ada sejak lama. Namun perkembangannya terus terjadi signifikan selama beberapa waktu terakhir.
Salah satu nan terbaru adalah Superkomputer kuantum berskala besar sukses diciptakan tim peneliti dari University of Oxford. Mereka menyatakan ciptaannya bisa melakukan teleportasi kuantum.
Para peneliti memanfaatkan sifat-sifat fisika kuantum. Hal tersebut memungkinkan mesin tersebut menggantikan bit tradisional 'satu' dan 'nol' untuk menyimpan dan mentransfer info digital, menjadi bit kuantum (qubit).
Qubit disebut bisa bertindak menjadi satu dan nol bersamaan, ialah dengan kejadian nan disebut sebagai superposisi.
Dengan langkah itu, komputer kuantum berpotensi menjadi lebih kuat dari superkomputer canggih dengan teknologi komputasi konvensional.
Ini bukan kali pertama intelektual sukses mencapai teleportasi kuantum. Sebelumnya tim peneliti pernah mengirimkan info dari satu letak ke letak lain tanpa melakukan perpindahan qubit.
Sementara itu apa nan mereka ciptakan baru-baru ini menjadi nan pertama untuk teleportasi kuantum gerbang logika. Mereka mengatakan teknik teleportasi kuantum menjadi dasar bagi internet kuantum di masa depan nan menawarkan jaringan kondusif untuk komunikasi dan penginderaan.
"Demonstrasi teleportasi kuantum sebelumnya berfokus pada transfer keadaan kuantum antara sistem nan terpisah secara fisik," kata Dougal Main, dari Departemen Fisika di University of Oxford, nan memimpin penelitian ini, mengutip The Independent.
Para peneliti mencipakan hubungan pada sistem nan terpisah dengan teleportasi kuantum. Pada akhirnya bisa menghadirkan gerbang kuantum logis, sebuah operasi dasar pada komputasi kuantum.
Main mengatakan buatan terbaru ini bisa menyatukan prosesor kuantum nan berbeda dalam satu komputer nan saling terhubung. Selain itu para peneliti menunjukkan sistem kuantum bisa dibangun dan ditingkatkan dengan teknologi nan ada.
"Eksperimen kami menunjukkan bahwa pemrosesan info kuantum nan didistribusikan melalui jaringan dapat dilakukan dengan teknologi saat ini," kata Profesor David Lucas, peneliti utama tim peneliti dan intelektual utama di Pusat Komputasi dan Simulasi Kuantum Inggris.
(fab/fab)
Saksikan video di bawah ini: