ARTICLE AD BOX
Jakarta, detikai.com - Direktur Utama PT Indonesia Asahan Aluminium, Melati Sarnita menyebut proyek hilirisasi nan tengah dilakukan Inalum bakal menciptakan lapangan pekerjaan baru. Tak tanggung-tanggung, proyek ini disebutnya berpotensi menyerap 90 ribu tenaga kerja.
"Harapan kami secara Indonesia jika kita bicara multiplier effect, kita pernah hitung studinya, itu kita bisa job creation nyaris 90 ribu," ungkap dia dalam detikai.com Economic Update 2025 di Hotel Borobudur Jakarta, Rabu (18/6/2025).
Perlu diketahui, Inalum dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) sekarang bekerja sama dan mempunyai perusahaan patungan PT Borneo Alumina Indonesia (BAI). PT BAI mengoperasikan akomodasi pengolahan dan pemurnian (smelter) bauksit menjadi alumina di Mempawah, Kalimantan Barat.
Proyek Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) fase 1 nan mempunyai kapabilitas produksi alumina hingga sebesar 1 juta ton per tahun ini resmi dilakukan injeksi bauksit perdana oleh Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) pada 24 September 2024 lalu.
Adapun kebutuhan investasi untuk fase 1 ini diperkirakan menelan Rp 16 triliun. Bila smelter ini beraksi penuh, maka bisa mengurangi impor alumina sebesar 1 juta ton per tahun.
Proyek SGAR Fase 1 ini nantinya menghubungkan rantai pasokan antara mineral bijih bauksit di Kalimantan Barat nan di produksi PT Aneka Tambang Tak (ANTM) dan smelter aluminium Inalum di Kuala Tanjung, Sumatera Utara.
Proyek SGAR direncanakan bakal terbagi ke dalam 2 fase dengan total perkiraan biaya investasi sebesar US$ 1,7 miliar.
Proyek SGAR Fase 2 merupakan ekspansi dari Proyek SGAR Fase 1 nan juga bakal berlokasi di Mempawah, Kalimantan Barat dan juga bakal mempunyai kapabilitas produksi alumina hingga sebesar 1 juta ton per tahun dengan sasaran operasi pada 2028.
Melalui pengoperasian Proyek SGAR Fase 1 dan Fase 2, produksi alumina domestik bakal meningkat menjadi sebesar 2 juta ton per tahun dengan penyerapan mineral bijih bauksit hingga mencapai 6 juta ton per tahun.
"Pengalaman kami sejak 2023 ketika kita reactivated pasca COVID-19 sampai di akhir 2024, ketika kita berbincang dengan Pemerintah Daerah, pertumbuhan ekonomi terlihat dari awal kita masuk 4,1% ekonomi growth wilayah sana, di tahun 2024 jadi 6,5%-6,6%," kata Melati.
(dpu/dpu)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sektor Ini Banyak Dilirik Asing, Investasi Bisa Ngalir