ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Bagi umat Islam, puasa Ramadan tidak hanya memberikan keberkahan melainkan juga menyehatkan. Berbagai proses nan terjadi di dalam tubuh selama berpuasa membikin akibat penyakit berkurang.
Hal itu disampaikan Taruna Ikrar, master nan juga Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI, dalam pidato menjelang tarawih di Masjid Al Markaz Al Islami, Makassar, Kamis (13/3/2025).
Menurutnya, salah satu proses nan terjadi di dalam tubuh saat berpuasa adalah ketika lemak-lemak tubuh dipecah menjadi sumber energi. Proses ini terjadi ketika dalam periode tertentu tubuh tidak mendapat asupan makanan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Selama 11 bulan penuh, kita tidak diatur langkah makannya. Makan sepuasnya, sehingga apa dampaknya? Karena kita makan berlebihan, banyak deposit, banyak tabungan kita. Bukan tabungan akhirat, tapi tabungan dunia, tabungan penyakit," paparnya.
Tabungan penyakit nan dimaksud berasal dari timbunan lemak-lemak jahat. Selama 8 jam pertama berpuasa, sumber daya berasal dari metabolisme makanan nan dikonsumsi saat sahur. Ketika sumber daya dari metabolisme makanan habis, maka lemak sebagai persediaan daya mulai dipecah-pecah di dalam tubuh.
"Kita menabung penyakit selama 11 bulan. Memasuki bulan Ramadan, kita keluarkan penyakit-penyakit itu," lanjutnya.
Selain itu, puasa juga mendorong beragam proses fisiologis di dalam tubuh nan semakin menurunkan akibat penyakit. Mulai dari regenerasi sel-sel hingga proses tertentu nan disebutnya sebagai autofagi, ialah ketika tubuh 'memakan' sel-sel nan membahayakan dirinya, termasuk sel-sel kanker.
"Ada penelitian, orang nan giat berpuasa umurnya lebih panjang dibanding orang nan tidak pernah berpuasa," kata Ikrar.
(up/up)