ARTICLE AD BOX
Jakarta, detikai.com - Mata duit Garuda menunjukkan tajinya pada perdagangan Rabu hari ini (30/4/2025) dalam melawan dolar Amerika Serikat (AS).
Merujuk info Refinitiv, rupiah ditutup di posisi Rp16.595/US$, menguat signifikan sampai 0,95% dalam sehari.
Menandai hari terakhir bulan April, apresiasi dalam sehari ini merupakan nan paling kuat terjadi sejak awal tahun.
Penguatan rupiah seiring dengan tekanan indeks dolar AS nan kian melandai.
Pada perdagangan hari ini sampai pukul 14.50 WIB, DXY menguat tipis 0,08% ke posisi 99,31. Meski menguat pergerakan the greenback tetap dalam tren turun, sejak awal tahun kontraksi sudah lebih dari 8%
Apreasiasi rupiah juga semakin didukung kebijakan moneter Bank Indonesia (BI) pertengahan April nan menahan suku kembang referensi di level 5,75%.
Tak berakhir sampai disitu, outflow asing nampaknya semakin mereda setelah repatriasi dividen dari bank-bank besar Tanah Air, ditambah UBS meningkatkan rating pasar saham Indonesia dari netral menjadi overweight lantaran dinilai melindungi dan valuasi murah, mendekati level waktu pandemi Covid-19.
Hal tersebut harapannya semakin meningkatkan daya tarik pasar finansial Tanah Air di mata dunia nan mana bakal membikin rupiah semakin terapresiasi.
Di sisi lain, dari dunia pasar tengah mencermati indeks nilai PCE bulan Maret, pengukur inflasi pilihan Federal Reserve dan perkiraan pertama PDB Q1, nan keduanya bakal dirilis hari ini.
Pada Selasa, info menunjukkan defisit perdagangan peralatan AS melonjak ke rekor US$162 miliar pada bulan Maret, jauh melampaui ekspektasi, lantaran volume impor melonjak, kemungkinan didorong oleh upaya tergesa-gesa untuk mengamankan peralatan menjelang tarif nan diumumkan oleh Presiden Trump pada tanggal 2 April silam.
Untuk meredam akibat tarif otomotif barunya, Presiden Trump menandatangani serangkaian perintah pelaksana nan menawarkan keringanan pajak dan keringanan pungutan material tertentu.
Ia juga mengisyaratkan bahwa kesepakatan perdagangan dengan India kemungkinan bakal segera terjadi, sementara pembicaraan dengan Jepang dan Korea Selatan dilaporkan sedang berlangsung.
CNBC INDONESIA RESEARCH
Sanggahan : Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan detikai.com Research. Analisis ini tidak bermaksud membujuk pembaca untuk membeli, menahan, alias menjual produk alias sektor penanammodal terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun untung nan timbul dari keputusan tersebut.(tsn/tsn)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Rupiah Menguat, Tembus Rp16.600-an per Dolar AS
Next Article Video: Rupiah Terus Melemah, Pasar Waspadai Ini