Kondisi Tragis Bayi Zainab Wafat Malnutrisi Saat Israel Blokir Gaza

Sedang Trending 2 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, detikai.com --

Krisis kemanusiaan di Gaza, Palestina, masih terus terjadi dan semakin besar korbannya selama dua tahun terakhir.

Kali ini di tengah gempuran serangan udara Israel, penduduk di Gaza kesulitan akses support nan diblokir negeri zionis tersebut.

Setidaknya ada lebih dari 2 juta orang masyarakat di wilayah kantung Palestina tersebut, nan sekarang terputus dari akses terhadap bahan makanan, air bersih, dan pasokan medis nan memadai. Bukan hanya warga, para relawan dan tenaga medis pun mengalami kesulitan lantaran sulitnya mendapatkan makanan tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah satu korban tragis nan terjadi pada Sabtu (26/7) lalu, bayi berusia lima bulan, Zainab Abu Haleeb, meninggal lantaran malnutrisi akut di Rumah Sakit Nasser, Khan Younis, Gaza.

"Tiga bulan di dalam rumah sakit, dan inilah nan saya dapatkan, bahwa dia sekarang meninggal," kata ibu Zainab, Israa Abu Haleeb seperti dikutip dari Reuters, Minggu (27/7).

Israa berdiri disamping suaminya nan menggendong jenazah bayi wanita mini mereka. Jenazah bayi itu dibungkus kain kafan putih.

Dari foto nan diambil wartawan Reuters, Ramadan Abed, kondisi almarhumah Zainab terlihat tragis, di mana seluruh tubuhnya kurus kering. Bahkan, tulang belulang jenazah bayi itu terlihat saking kurusnya lantaran malnutrisi.

Kementerian Kesehatan di Gaza menyatakan dalam beberapa hari terakhir lusinan orang, kebanyakan anak-anak meninggal lantaran malnutrisi akut. Kementerian nan dipegang faksi Hamas itu mengatakan sejak Oktober 2023 total ada 127 orang tewas lantaran malnutrisi, 85 di antaranya anak-anak.

Dan kini, lebih dari 100 ribu anak di Gaza, termasuk 40.000 bayi di bawah satu tahun, sedang menghadapi kematian di tengah kekurangan parah susu formula dan suplemen gizi.

Kantor media Palestina, Wafa, menggambarkan situasi di Gaza sebagai 'pembantaian perlahan'. Mereka menuding Israel sengaja membikin anak-anak Gaza kelaparan melalui blokade dan penutupan semua perlintasan perbatasan nan terus berlanjut.

Bayi-bayi di Gaza umumnya terpaksa diberi air putih selama berhari-hari lantaran tidak ada susu formula. Sementara rumah sakit dan pusat kesehatan menyaksikan peningkatan kasus kekurangan gizi akut dan nan menakut-nakuti jiwa setiap hari.

Setelah diprotes keras organisasi internasional, pada Sabtu lalu, Israel akhirnya membuka kembali pengiriman support ke Jalur Gaza, Palestina, via udara pada Sabtu (26/7).

Hal itu disampaikan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) kepada CNN, menyusul laporan sebelumnya mengenai rencana militer membuka kembali wilayah udara Gaza untuk mengirimkan bantuan.

Pengiriman support ini sendiri dilakukan setelah masyarakat dan organisasi internasional kompak memprotes keras Israel lantaran membiarkan penduduk Gaza tewas lantaran kelaparan.

Bantuan Bulan Sabit Merah

Melansir dari Reuters, Lembaga Bulan Sabit Merah Mesir pada Minggu ini menyatakan mereka mengirimkan lebih dari 100 truk nan membawa lebih dari 1.200 metrik ton support pangan ke Gaza selatan melalui penyeberangan Kerem Shalom.

Beberapa jam sebelumnya, Israel mulai mengirimkan support melalui udara dalam upaya nan disebutnya sebagai upaya untuk meringankan kondisi kemanusiaan di wilayah kantong tersebut.

Selain itu pada Minggu ini, IDF  mengumumkan operasi militer di tiga wilayah Jalur Gaza, Palestina, bakal dihentikan sementara. Tiga wilayah itu adalah Al-Mawasi, Deir Al-Balah, dan Gaza City mulai pukul 10.00 pagi hingga 20.00 malam.

Mengutip dari Reuters, IDF menyatakan 'jeda militer' ini bakal dilakukan hingga pemberitahuan lebih lanjut. IDF menambahkan bahwa rute kondusif nan telah ditunjuk bakal diberlakukan secara permanen mulai pukul 06.00 pagi hingga 23.00 malam.

Sementara itu melansir dari Al Jazeera, penghentian serangan di sejumlah wilayah Gaza dilakukan dengan argumen 'tujuan kemanusiaan'.

"Keputusan tersebut dikoordinasikan dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan organisasi internasional setelah obrolan dilakukan mengenai masalah tersebut," demikian pernyataan IDF.

Israel juga menyatakan bahwa 'rute aman' telah ditetapkan untuk menjamin pengiriman support nan bakal memasuki Gaza.

"[Rute ini] untuk memungkinkan pergerakan konvoi PBB dan support nan kondusif dalam melakukan pengiriman dan pengedaran makanan dan obat-obatan kepada masyarakat di seluruh Jalur Gaza," demikian pernyataan IDF.

Israel belakangan dikritik keras, terutama oleh negara-negara Barat, lantaran telah menyebabkan kelaparan bagi penduduk Gaza.

Namun, iktikad Israel membuka support ke Gaza belum terbuka sepenuhnya. Mengutip dari Anadolu, Koalisi Freedom Flotila menyatakan Kapal Handala yang membawa support bagi penduduk Palestina di Jalur Gaza telah diserbu pasukan Israel pada Sabtu malam lalu.

Pencegatan kapal tersebut ditayangkan koalisi itu dalam siaran langsung. Siaran langsung via media sosial itu menunjukakan  kapal support nan ditumpangi 21 orang tersebut menampilkan saat-saat tentara Israel menaiki kapal dan memaksa para aktivis mengangkat tangannya.

Siaran langsung via media sosial di atas Handala  tiba-tiba terputus saat diserbu pasukan Zionis. 

Terpisah pihak Israel mengonfirmasi bahwa angkatan lautnya telah mengambil alih Handala.

"Kapal tersebut tengah berlayar dengan kondusif ke pesisir Israel. Semua penumpangnya selamat," demikian pernyataan mereka seperti dikutip dari Times of Israel. 

Disebutkan Kapal Handala ditarik ke Pelabuhan Ashdod dan para aktivis nan menumpanginya bakal dideportasi dari Israel.

Kapal "Handala" nan berlayar dari Italia tersebut membawa beragam support kemanusiaan untuk Gaza, di antaranya susu formula bayi, makanan, dan obat-obatan, nan mematuhi norma maritim dan humaniter internasional.

Seluruh 21 penumpang kapal tersebut adalah penduduk sipil tak bersenjata nan berasal dari latar belakang beragam, termasuk master dan relawan.

(kid)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya