Ma'ruf Amin Tegaskan Kiai Perlu Berpolitik

Sedang Trending 4 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

detikai.com, Jakarta Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menggelar Halaqah Kebangsaan nan diikuti seribu ustaz dan ustad Kota Depok, di Hotel Bumi Wiyata Kota, Depok. Pada aktivitas tersebut, turut datang mantan Wakil Presiden Ma'ruf Amin.

Ma'ruf Amin mengatakan, ustad mempunyai tugas tidak hanya dalam bagian agama, namun perlu turut andil dalam politik. Menurutnya, kiai dan ustadz dapat memberi warna melalui dakwah, pendidikan, pesantren, ekonomi syariah, dan pemberi warna politik.

"Banyak ustad bilang, urusan politik bukan urusan kiai. Kiai itu kerjanya ngaji, dakwah, doa, jampe-jampe, sembar sembur, tapi politik juga," ujar Ma'ruf Amin saat mengisi aktivitas Halaqah Kebangsaan, Minggu sore (16/3/2025).

Ma'ruf Amin menilai, perlunya ustad berpolitik dikarenakan segala keputusan krusial negara diputuskan melalui politik. Apabila ustad tidak ikut dalam pengambilan keputusan politik, maka warna keputusannya tidak ada warna kiai.

"Karena itu ustad kudu mengambil peran politik, maka bisa memberi warna politik dalam setiap keputusan di negeri ini. Maka ustad dari dulu selalu mengambil peran politik, para muazis, pendiri NU itu," jelas Ma'ruf Amin.

Ma'ruf Amin mengisahkan bahwa Nahdlatul Ulama (NU) dahulunya sudah ikut berpolitik melalui Hasyim Asy'ari, dan sejumlah ustad lainnya. NU sudah menjadi partai politik dan Maruf Amin ikut terlibat pada partai tersebut.

"Saya jadi personil DPRD DKI Jakarta tahun 1971 Partai NU, umur saya belum 30 tahun. Saya personil termuda, tapi saya Ketua Fraksi Golongan Islam, gubernurnya (kala itu) Ali Sadikin, bintang 3," ucap Ma'ruf Amin.

Seiring berjalannya waktu, para pengurus NU berupaya kembali membentuk partai politik. Saat itu, Ma'ruf Amin dengan Abdurrahman Wahid namalain Gus Dur, berbagi peran antara kepartaian dengan NU.

"Kata Gus Dur, ustad nan di partai (Ma'ruf Amin), saya nan di NU (Gus Dur). Oke, saya di partai, Gus Dur di NU," terang Ma'ruf Amin.

Maka pada saat itu, akhirnya didirikan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan mendorong Gus Dur menjadi presiden. Setelah Gus Dur menjadi presiden, Ma'ruf Amin kembali memegang PBNU hingga menjadi wakil presiden.

"PKB memang didirikan sebagai wadah aktivitas kiai, jadi PKB didirikan sebagai aktivitas politik kiai. Jadi sejak awal PKB sebagai aktivitas politik kiai, bukan ustad politik," tegas Ma'ruf Amin.

Presiden Prabowo Subianto cium tangan Wakil Presiden ke-13 Ma'ruf Amin. Momen tersebut terjadi saat peluncuran Daya Anagata Nusantara alias Danantara.

Selengkapnya