Legislator Pkb Sepakat Pemerintah Prioritaskan Fresh Graduate Dalam Seleksi Cpns-pppk

Sedang Trending 1 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX
  • Berita

  • Politik

Kamis, 6 Maret 2025 - 15:44 WIB

Jakarta, detikai.com — Anggota Komisi II DPR RI, Ahmad Ali menyambut baik kesanggupan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB) untuk memprioritaskan fresh graduate alias lulusan baru dalam rangka pemenuhan kebutuhan penataan dan penempatan ASN tahun 2025.

"Ini langkah visioner menatap Indonesia Emas tahun 2024, fresh graduate condong mudah beradaptasi dengan teknologi baru dan beragam perubahan, serta membawa perspektif dan buahpikiran cemerlang, segar, dan inovatif," kata personil Fraksi PKB itu kepada wartawan, Kamis, 6 Maret 2025. 

Diketahui, prioritas penerimaan fresh graduate itu telah diputuskan dalam rapat Komisi II berbareng Kemenpan RB, pada Rabu, 5 Maret 2025.

Hasil rapat tersebut menyimpulkan, dalam rangka pemenuhan atas kebutuhan penataan dan penempatan ASN untuk mendukung beragam program prioritas pembangunan nasional sesuai Asta Cita, Komisi II meminta Kemenpan RB melakukan penyelarasan formasi, jabatan, dan penempatan dalam seleksi CPNS dan PPPK.

Ilustrasi tes cpns.

Photo :

  • ANTARA FOTO/Umarul Faruq

"Seleksi itu berasas kompetensi dan talenta terbaik bangsa dengan memperioritaskan fresh graduate untuk meningkatkan kualitas birokrasi menuju Indonesia Emas tahun 2045," kata Gus Ali, begitu dia karib disapa. 

Politikus dari dapil Malang Raya, Jawa Timur itu lantas berharap, kesepakatan RDPU dapat dilaksanakan Kemenpan RB dengan penuh tanggung jawab. 

Dia mengatakan, dengan memberikan prioritas bagi fresh graduate merupakan kesempatan emas nan tidak saja memotivasi mahasiswa/pembelajar untuk menyelesaikan studi dengan tingkatan dan prestasi nan baik, tapi juga menyemangati orang tua untuk memberikan pendidikan terbaik bagi anak-anaknya. 

Selain itu, negara telah datang pada persoalan kebangsaan akibat rendahnya minat belajar di Indonesia. Diketahui, Programme for International Student Assessment (PISA) memberikan penilaian Indonesia berada di ranking ke-74 dari 79 negara nan ikut serta dalam penilaian. 

Menurut Gus Ali, rendahnya minat belajar bangsa Indonesia juga dipengaruhi ketiadaan prioritas bagi lulusan baru, terutama dari perguruan tinggi. Karena itu, dia menilai, ini adalah langkah pandai untuk memotivasi minat belajar dan meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

Kendati tergolong rendah minat belajar, tapi lantaran populasi nan besar, menurut info Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, pertambahan lulusan baru dari perguruan tinggi alias fresh graduate di Indonesia mencapai lebih dari 1.000.000 jiwa setiap tahun. 

Misal, pada 2019 mencapai 2,42 juta, pada 2020 menjadi 2,47 juta lulusan, Masalahnya, nomor pengangguran bagi fresh graduate juga cukup tinggi. Pada Agustus 2024, tercatat sebanyak 842.378 orang fresh graduate menganggur.

Gus Ali juga menjelaskan, walaupun prosentase pemeringkatan minat belajar bangsa Indonesia tergolong rendah, tapi berdasar riset International Institute for Management Development (IMD) World Talent Ranking (WTR) 2024, menunjukkan bahwa kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia naik ke ranking 46 dunia. 

"Ini sebuah berita nan menggembirakan, bangsa kita itu pintar, masalahnya  pengangguran di kalangan fresh graduate cukup tinggi akibat langkanya kesempatan kerja, saya haqqul yaqin jika Menpan RB menjalankan amanah ini dengan benar, Indonesia bakal dapat mewujudkan visi Indonesia Emas 2045," katanya.

Halaman Selanjutnya

Selain itu, negara telah datang pada persoalan kebangsaan akibat rendahnya minat belajar di Indonesia. Diketahui, Programme for International Student Assessment (PISA) memberikan penilaian Indonesia berada di ranking ke-74 dari 79 negara nan ikut serta dalam penilaian. 

Halaman Selanjutnya

Selengkapnya