ARTICLE AD BOX
FOTO Internasional
Reuters, detikai.com
09 February 2025 20:50

Langit gelap dan murni di gurun Chili, nan terkenal di bumi sebagai letak ideal untuk observasi astronomi, sekarang terancam oleh pembangunan perkotaan dan industri. (REUTERS/Rodrigo Gutierrez)

Angel Otarola, astronom sekaligus personil komite polusi sinar dari Masyarakat Astronomi Chili (SOCHIAS), mengungkapkan bahwa polusi sinar di sekitar Observatorium Paranal saat ini tetap sekitar 1%. Namun, dia cemas kegelapan nan krusial bagi penelitian astronomi ini bisa hilang. (REUTERS/Rodrigo Gutierrez)

Marcela Espinoza, operator teleskop Paranal, menekankan pentingnya menjaga langit terbaik di bumi ini agar negara-negara lain tetap memilih Chili sebagai letak pemasangan teleskop-teleskop canggih mereka. (REUTERS/Rodrigo Gutierrez)

Saat ini, European Southern Observatory (ESO) tengah membangun Teleskop Sangat Besar (ELT) senilai €1,45 miliar alias sekitar Rp25,33 triliun di dekat Cerro Armazones. Salah satu proyek industri nan menjadi sorotan para intelektual adalah proyek Inna, pengembangan hidrogen dan amonia hijau berskala besar oleh AES Andes, anak perusahaan AES Corporation dari AS. (REUTERS/Rodrigo Gutierrez)

Namun menurut AES, studi nan mereka lakukan menunjukkan bahwa peningkatan kecerahan langit akibat proyek ini tidak bakal melampaui 0,27% di Bukit Paranal dan 0,09% di Bukit Armazones. (REUTERS/Rodrigo Gutierrez)

Menteri Sains Chili, Aisen Etcheverry, mengatakan kepada Reuters bahwa pemerintah telah membentuk komite unik untuk mencari solusi nan seimbang antara pengembangan astronomi dan energi, sembari menekankan bahwa "keduanya sama-sama penting" bagi negara. (REUTERS/Rodrigo Gutierrez)