Laba Saudi Aramco Anjlok, 'hanya' Raup Rp1,75 Kuadriliun Di 2024

Sedang Trending 2 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, detikai.com - Raksasa minyak dunia, Saudi Aramco, melaporkan penurunan untung bersih sebesar 12,39% dari US$121,3 miliar alias sekitar Rp1,99 kuadriliun menjadi US$106,25 miliar alias sekitar Rp1,75 kuadriliun pada 2024. Penurunan ini terjadi di tengah nilai minyak nan lebih rendah serta kebijakan pemangkasan produksi nan diberlakukan sepanjang tahun.

Dalam pernyataan resminya pada Selasa (4/3/2025), Saudi Aramco mengungkapkan bahwa turunnya untung bersih dipicu oleh penurunan pendapatan nan "terutama disebabkan oleh nilai dan volume penjualan minyak mentah nan lebih rendah, serta nilai produk olahan dan kimia nan mengalami penurunan."

Tak hanya untung bersih, dividen nan diharapkan untuk tahun 2025 juga mengalami penurunan tajam menjadi US$85,4 miliar alias sekitar Rp1,4 kuadriliun, turun signifikan dari US$124,3 miliar alias sekitar Rp2,04 kuadriliun nan diumumkan pada tahun sebelumnya oleh perusahaan nan kebanyakan dimiliki oleh negara tersebut.

Adapun Saudi Aramco merupakan sumber pendapatan utama bagi agenda reformasi ekonomi Visi 2030 nan diusung oleh Putra Mahkota Mohammed bin Salman. Program ini bermaksud untuk mendiversifikasi ekonomi Arab Saudi nan selama ini berjuntai pada ekspor minyak mentah.

Sebelumnya, melonjaknya nilai daya akibat invasi Rusia ke Ukraina memungkinkan Aramco mencetak rekor untung pada tahun 2022. Namun, tren ini mulai berbalik dengan penurunan untung sebesar 25% pada tahun 2023, dan sekarang kembali turun pada 2024.

Pemangkasan Produksi

Untuk menjaga stabilitas nilai minyak, Aramco mulai memangkas produksi sebesar 500.000 barel per hari pada April 2023 sebagai bagian dari langkah berbareng dengan aliansi produsen minyak OPEC+.

Pemangkasan ini diperbesar lagi dengan pengurangan satu juta barel per hari pada Juni 2023. Kemudian, pada Desember 2023, Aramco berbareng negara-negara OPEC+ lainnya sepakat untuk memperpanjang kebijakan pemotongan suplai hingga Maret 2025.

Meskipun langkah-langkah tersebut diambil untuk menahan penurunan nilai minyak global, laporan finansial terbaru menunjukkan bahwa kebijakan ini belum sepenuhnya sukses mengembalikan pendapatan Aramco ke level tertingginya seperti pada 2022.


(luc/luc)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Dirut Alamtri Resources Dukung Aturan Buyback Saham Tanpa RUPS

Next Article Minyak Mentah Bisa Meroket US$ 100 per Barel Gara-Gara Ini

Selengkapnya