Laba Bersih Mitratel Tembus Rp 2,11 Triliun Di 2024, Tumbuh 4,8%

Sedang Trending 1 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, detikai.com - Strategi PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk alias Mitratel (MTEL) untuk melanjutkan ekspansi upaya ekosistem menara secara organik dan inorganik, monetisasi aset menara dan pengelolaan biaya secara lebih efisien, membuahkan hasil positif. Hal tersebut tercermin pada pencapaian keahlian perseroan sepanjang tahun 2024 nan dipublikasikan hari ini, Kamis (27/3/2025).

Mitratel sukses membukukan pendapatan Rp9,31 triliun pada tahun 2024, tumbuh 7,2% dibandingkan tahun sebelumnya (year on year/yoy). Bisnis penyewaan menara alias tower leasing tetap menjadi penyumbang terbesar pendapatan perseroan dengan nilai Rp7,63 triliun, alias tumbuh 6,9%.

Sementara itu, pendapatan dari segmen fiber optic juga terus bertumbuh dengan mencatatkan pendapatan sebesar Rp486 miliar alias meningkat 64,3% dari tahun sebelumnya. Kenaikan di sisi pendapatan sukses diimbangi dengan pengelolaan biaya nan lebih efisien.

Mitratel sukses menjaga efektivitas operasional dengan mencatatkan beban operasional Rp1,6 triliun, turun 5,2% dari posisi nan sama tahun lampau senilai Rp1,7 triliun.
Alhasil, perseroan bisa menghasilkan EBITDA senilai Rp7,69 triliun, naik 10,2%.

Margin EBITDA pun semakin baik dari 80,4% pada 2023 menjadi 82,7% pada 2024. Sementara itu, untung bersih tumbuh 4,8% dari Rp2,01 triliun menjadi Rp2,11 triliun. Kinerja finansial Mitratel nan solid dapat tercapai berkah keahlian operasional nan sangat baik.

Pada tahun 2024, Mitratel sukses menambah 1.390 menara sehingga saat ini mempunyai 39.404 menara, alias meningkat 3,7% dari akhir tahun sebelumnya. Dengan kepemilikan sebanyak itu, perseroan terus memantapkan posisinya sebagai perusahaan prasarana telekomunikasi terbesar di Asia Tenggara dari sisi jumlah kepemilikan menara.

Di tengah tren konsolidasi, Mitratel terus mencatatkan kenaikan jumlah kolokasi dari 19.395 pada tahun 2023 menjadi 20.464 tenant pada tahun 2024, alias meningkat 5,5%. Sehingga jumlah tenant juga bertumbuh 4,3% dari 57.409 menjadi 59.868 tenant.

Peningkatan ini berakibat pada tenancy ratio nan berada di level 1,52x. Kontribusi upaya di luar Jawa tercermin pada pertumbuhan tenant sebesar 5%, lebih tinggi
dibandingkan di Jawa nan pertumbuhannya sebesar 3%.

Ekspansi Fiber Optic
Mitratel juga terus mengembangkan portofolio di ekosistem menara, ialah fiber optik untuk memenuhi kebutuhan operator seluler bakal jaringan transport berlatensi rendah seiring dengan perkembangan teknologi 5G.

Hal ini tercermin dari pencapaian Mitratel dalam menambah panjang fiber optic sepanjang 18.518 KM selama tahun 2024, baik secara organik maupun inorganik. Dengan tambahan ini, total panjang fiber optic billable Mitratel sudah mencapai 51.039 KM pada akhir tahun 2024 alias meningkat 56,9% dari tahun lalu.

Sebelumnya pada 2 Desember 2024, Mitratel mengakuisisi PT Ultra Mandiri Telekomunikasi (UMT), anak upaya PT PP Infrastruktur dari grup PT PP Tbk (PTPP). Akuisisi ini berpotensi meningkatkan pangsa pasar dan pendapatan perseroan mengingat UMT mempunyai aset fiber optik sepanjang 8.101 KM dengan billable length 12.524 KM.

Direktur Utama Mitratel Theodorus Ardi Hartoko (Teddy) menjelaskan pencapaian tahun 2024 tidak lepas dari ekspansi Mitratel dalam menambah portofolio aset, terutama di luar Jawa. Strategi tersebut sejalan dengan rencana upaya perusahaan operator seluler nan tengah menggelar ekspansi keluar Jawa, baik untuk memperluas coverage, pangsa pasar hingga meningkatkan kualitas hubungan internet di rural area.

"Di saat nan sama, kami terus mengoptimalkan aset produktif dan memperbanyak penggunaan teknologi digital dalam operasional bisnis. Strategi ini bukan hanya membikin upaya model kami semakin efisien, namun juga meningkatkan experience pengguna lantaran kami bisa menawarkan produk dan jasa nan relevan dengan kebutuhan mereka. Kombinasi antara pertumbuhan pendapatan, optimasi aset dan pengelolaan biaya membikin EBITDA Margin kami semakin baik," kata Teddy seperti dikutip siaran pers.

Teddy menjelaskan, Mitratel bakal terus memperkuat posisinya sebagai mitra strategis operator seluler dalam melakukan efisiensi sekaligus membantu mereka ekspansi ke sejumlah wilayah baru pusat pertumbuhan ekonomi.

"Portofolio menara dan fiber kami tersebar merata di seluruh Indonesia. Jaringan prasarana nan kami miliki bakal memudahkan para operator seluler untuk memperdalam penetrasi pasar dan mengembangkan bisnis, terutama di area rural," katanya.

Konsolidasi di sektor telekomunikasi, menurut Teddy, bakal memberikan akibat positif terhadap suasana kompetisi, nan pada gilirannya memberikan akibat positif terhadap industri prasarana penunjang, termasuk penyewaan menara dan fiber optic.

Dengan persaingan di industri telekomunikasi nan lebih sehat, keahlian finansial para operator seluler diharapkan bakal lebih kuat, sehingga mempunyai kapabilitas untuk memperluas coverage sekaligus meningkatkan kualitas jaringan.

"Permintaan untuk sewa menara, fiber optic dan jasa penunjang lainnya bakal meningkat sejalan dengan rencana ekspansi, terutama ke wilayah sentra pertumbuhan ekonomi baru di masa mendatang," katanya.

Kinerja operasional dan finansial nan baik didukung oleh struktur permodalan nan kuat, di mana perseroan mempunyai balance sheet nan sehat, dengan tingkat leverage relatif rendah dengan rasio Utang terhadap Ekuitas sebesar 0,54x dan Utang terhadap EBITDA sebesar 2,3x, jauh lebih rendah dibanding industri.


(miq/miq)

Saksikan video di bawah ini:

Video: 4 Jurus UOB Indonesia Dorong Transaksi Kartu Kredit di 2025

Selengkapnya