Laba Bank Mandiri Tembus Rp 13,2 Triliun Kuartal I 2025

Sedang Trending 4 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

PT Bank Mandiri Tbk mencatat untung bersih konsolidasi sebesar Rp13,2 triliun hingga Maret 2025, tumbuh 3,9% YoY, perihal ini menunjukkan efektivitas strategi transformasi digital dan efisiensi operasional. Pada sisi rasio profitabilitas, Return on Equity (ROE) Bank Mandiri juga bisa terjaga solid di level 20,8% secara bank only.

Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi mengungkapkan perseroan bakal konsisten melanjutkan strategi pertumbuhan nan berkepanjangan melalui percepatan segmen wholesale dan penguatan ekosistem ritel, sembari tetap mengedepankan manajemen akibat secara disiplin.

"Dengan konsentrasi pada peningkatan biaya murah berbasis transaksi serta pembiayaan ke sektor-sektor unggulan, kami optimistis dapat menjaga efisiensi biaya dana dan mendukung ekspansi upaya secara sehat dan berkesinambungan," kata Darmawan dalam konvensi pers, Selasa (29/4/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Darmawan juga menilai, penguatan pembiayaan pada sektor-sektor prospektif dan potensial di wilayah sesuai dengan kearifan lokal serta digitalisasi jasa finansial, menjadi kunci dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi nan inklusif dan berkelanjutan. "Sebagai bagian dari BUMN, Bank Mandiri mempunyai peran strategis dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional. Kami berkomitmen untuk menjaga keahlian tetap sehat, memperluas kerjasama dengan beragam pihak, dan mengoptimalkan ekspansi upaya di seluruh wilayah," ujar Darmawan.

Hasilnya, sampai dengan Maret 2025, angsuran konsolidasi Bank Mandiri tercatat sebesar Rp1.672 triliun alias tumbuh 16,5% secara year-on-year (YoY), didorong oleh pertumbuhan positif baik di segmen wholesale maupun retail. Selain menjadi pendorong utama keahlian kredit, segmen wholesale juga menjadi bahan baku pertumbuhan segmen retail melalui ekosistemnya.

Darmawan menuturkan, pertumbuhan angsuran Bank Mandiri tersebar merata di seluruh Indonesia, menunjukkan efektivitas dari strategi ekspansi nan inklusif. "Selama kuartal pertama 2025, pertumbuhan Bank Mandiri tersebar merata di seluruh wilayah Tanah Air dan juga mencatatkan pertumbuhan angsuran dan DPK di atas rata-rata pertumbuhan industri," tambahnya.

Dalam penyaluran kredit, Bank Mandiri konsentrasi membidik sektor-sektor prospektif dan resilien seperti bangunan dan infrastruktur, energi, makanan dan minuman, serta sektor padat karya lainnya. Adapun, angsuran corporate tumbuh sebesar 20% YoY alias bertambah Rp 102 triliun menjadi Rp608 triliun. Selain itu, angsuran commercial tumbuh baik sepanjang kuartal I 2025 mencapai 21,4% yoy alias sebesar Rp296 triliun.

Di sisi lain, angsuran kepada sektor upaya mikro, kecil, dan menengah (UMKM) secara tahunan naik sebesar Rp11 triliun menjadi Rp136 triliun pada tiga bulan pertama 2025, realisasi ini mempertegas komitmen Bank Mandiri dalam memperkuat ekonomi berbasis kerakyatan.

Kinerja nan baik tersebut, juga diikuti oleh pertumbuhan nan berkualitas. Hal ini tercermin dari rasio angsuran bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) secara bank only dapat dijaga di level 1,01% pada Maret 2025. Hal ini juga berakibat pada perbaikan dari sisi biaya angsuran alias Cost of Credit (CoC) nan membaik ke level 0,71% per Maret 2025, dari periode tahun sebelumnya 0,99%.

"Kami terus memperkuat penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaan kredit, sekaligus mengoptimalkan pertumbuhan upaya nan sehat dan berkepanjangan seiring dengan percepatan ekspansi di beragam sektor," tegas Darmawan.

Selanjutnya, penguatan manajemen akibat juga merupakan bagian krusial dari strategi ekspansi, tercatat NPL coverage ratio Bank Mandiri secara bank only terjaga di level 299%, mencerminkan ketahanan finansial nan kuat dalam mengantisipasi akibat kredit. "Penguatan manajemen akibat menjadi fondasi utama kami untuk memastikan pertumbuhan Bank Mandiri tetap berkepanjangan dalam jangka panjang. Kami optimis, dengan manajemen akibat nan kuat, Bank Mandiri tidak hanya bisa menjaga ketahanan upaya di tengah beragam dinamika, sekaligus membuka banyak kesempatan untuk tumbuh lebih optimal dalam mendukung kemajuan ekonomi Indonesia ke depan," ujar Darmawan.

(kil/kil)

Selengkapnya