ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Wakil Menteri Koperasi (Wamenkop) Ferry Juliantoro mengungkapkan koperasi diharapkan bisa menjadi tempat bisnis dan katalisator bagi pemberdayaan ekonomi masyarakat.
Ferry mengungkapkan pelaku koperasi juga diharapkan bisa berinovasi dan meningkatkan kualitas produknya. Hal ini perlu dilakukan agar koperasi bisa bersaing di pasar yang lebih luas hingga pasar internasional.
Salah satunya seperti yang dilakukan Piazza Firenze Garut yang menjadi wadah branding produk kulit khas Garut. Dia menyebut tempat ini bisa untuk mengembangkan organization improvement hingga pemberdayaan masyarakat lewat koperasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tujuannya, agar produk kulit kita bisa diterima pasar internasional. Dan kita sudah menemukan teknologinya berharga murah," kata Ferry dalam keterangannya, Kamis (16/1/2025).
Dari full 70 ribu ton produk kulit nasional, 25% merupakan produk dari Garut. Di dalamnya, ada sekitar 284 industri penyamakan kulit dan 380 industri non penyamakan (koperasi-koperasi), serta melibatkan lebih dari 1 juta orang yang bekerja di industri kulit di Garut ini.
Oleh karena itu, Kemenkop akan memberikan bantuan alat pengolahan limbah di industri kulit ini. Karena, soal limbah ini sudah menjadi isu strategis di luar negeri.
Ferry pun mendorong Lembaga Pengelola Dana Bergulir KUMKM (LPDB-KUMKM) untuk memberikan perkuatan permodalan bagi Koperasi Artisan Kulit Indonesia sebagai pengelola gedung Piazza Firenze, dalam meningkatkan kualitas produk kulitnya.
"Kemenkop mendapat tambahan anggaran sebesar Rp10 triliun untuk dikelola LPDB-KUMKM dalam mengembangkan koperasi-koperasi produktif di sektor riil, yang salah satunya adalah Koperasi Artisan Kulit Indonesia,"ujar Ferry.
(kil/kil)