Koperasi Merah Putih Bisa Jadi Pangkalan Lpg 3 Kg-penyalur Pupuk Subsidi

Sedang Trending 1 minggu yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Pemerintah terus mematangkan pembentukan 80.000 Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih. Koperasi Merah Putih ini disebut dapat menjadi pangkalan LPG 3 kilogram (kg) hingga penyalur pupuk subsidi.

Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) sekaligus Ketua Dewan Pembina Perkumpulan Aparatur Desa Seluruh Indonesia (Papdesi) Sudaryono mengatakan kemauan Presiden Prabowo Subianto dalam rencana pembentukan Kopdes Merah Putih. Menurut Sudaryono, Prabowo mau agar Kopdes tidak hanya dibangun begitu saja, tapi kudu juga ada aktivitas usahanya.

"Koperasi Desa Merah Putih ini nan menjadi kemauan presiden adalah jangan bikin koperasi kemudian dibiarkan seenaknya. Biasanya nggak jalan. Maka sudah ada beberapa dipikirkan," kata Sudaryono dalam unggahan di akun IG @sudaru_sudaryono, dikutip Senin (20/4/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pertama, Prabowo mau agar Kopdes Merah Putih mempunyai enam unit usaha, mulai dari klinik desa, toko obat desa, sembako, cold storage, hingga penyaluran pupuk subsidi. Agar perihal tersebut bisa berjalan, Sudaryono mengatakan Kopdes Merah Putih kudu diberikan mandat alias perintah untuk menjalankan unit upaya nan berkarakter wajib.

"Salah satu nan kita usulkan adalah Koperasi Desa Merah Putih diberi mandat alias diberi perintah. Jadi gini jika misalnya ada koperasi kemudian remukan dewe-dewe (sendiri-sendiri) usahanya, biasanya nggak jalan. Nah, maka kudu ada aktivitas upaya wajib, misalnya contoh jadi pengajar pupuk subsidi misalnya, itu kan jalan ya. Kemudian jadi penyalur sembako nan harganya murah, minyak goreng murah, gula murah, beras murah, kemudian gas melon juga sama. Jadi termasuk menjadi pangkalan gas LPG," jelas Sudaryono.

Sudaryono menerangkan, Prabowo juga mau agar rakyat dapat mengakses nilai kebutuhan pokok dengan murah. Menurut dia, Kopdes Merah Putih bisa menjadi kepanjangan tangan pemerintah dalam upaya menyediakan nilai pangan nan murah.

"Ini maunya Pak Presiden gimana negara itu dengan rakyatnya itu nggak jauh, nggak lewat si ini, si itu. Itulah kenapa Bulog nggak tuku (beli) beras lagi. Karena nek (kalau) Bulog tuku beras, pemerintah, Bulog ketemunya karo (sama) pengusaha, tidak sama petani. Minyak goreng itu kan ada nan Rp 15.700 dijual, di pasaran Rp 17.000. Nah kita mau gimana Koperasi Desa Merah Putih berfaedah menjadi kepanjangan tangan gimana negara menyediakan kebutuhan pokok dengan nilai nan baik," terang Sudaryono.

(rea/ara)

Selengkapnya