Menteri Israel Ini Murka Bantuan Gaza Dibuka, Ngaku Tak Diajak Bicara

Sedang Trending 2 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, detikai.com --

Seorang menteri Israel murka lantaran pemerintah memutuskan support kemanusiaan ke Gaza dilonggarkan. Ia mengaku tak dilibatkan dalam pembahasan keputusan itu.

Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir mengecam keputusan pemerintah Israel nan meningkatkan support masuk Gaza, nan menurutnya corak penyerahan diri kepada Hamas.

Politisi sayap kanan ini juga ngambek lantaran tak diajak berembuk soal peningkatan support masuk Gaza tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pada Sabtu malam, saya diberitahu oleh seorang sumber di Kantor Perdana Menteri bahwa selama Sabat, konsultasi keamanan berjalan tanpa saya," kata Itamar Ben-Gvir, dikutip CNN, Minggu (27/7).

Sabat adalah hari rehat bagi orang Yahudi, nan jatuh pada Sabtu. Selama Sabat, orang Yahudi nan alim biasanya tidak bekerja, selain dalam keadaan darurat.

"Mereka tahu betul, sebagai Menteri Keamanan Nasional, pada hari Sabat pun saya siap untuk setiap aktivitas dan konsultasi keamanan penting," tambah Ben-Gvir.

Ben-Gvir dikenal sosok nan kencang menyuarakan agresi habis-habisan di Gaza dan konsisten menentang gencatan senjata nan dinegosiasikan dengan Hamas.

Ia menyebut keputusan pelonggaran support sebagai corak 'menyerah', nan bakal membahayakan tentara Israel dan menunda pemulangan para sandera nan tersisa.

"Satu-satunya langkah untuk memenangkan perang dan memulangkan para sandera adalah dengan menghentikan sepenuhnya support kemanusiaan, menguasai seluruh Jalur Gaza, dan mendorong migrasi sukarela," ujarnya.

Militer Israel mengumumkan bakal membuka koridor bagi support kemanusiaan untuk memasuki Gaza, serta menghentikan operasi tempur di wilayah-wilayah tertentu.

Langkah ini diambil usai Negeri Zionis itu panen kecaman bumi internasional buntut kelaparan parah nan melanda Gaza.

Israel memberlakukan blokade support masuk Gaza selama 11 minggu sejak Maret. Distribusi dibuka lagi pada akhir Mei melalui Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF) nan kontroversial dan didukung AS dan Israel.

Lebih dari 1.000 penduduk Palestina tewas saat mencoba mengakses support nan disalurkan GHF. Mereka nan kelaparan dan antre support ditembaki militer Israel.

Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) dan golongan aktivis lainnya mengingatkan dalam beberapa bulan terakhir kelaparan massal sedang menyebar di Gaza.

Genosida Israel di Gaza telah menewaskan 59 ribu lebih rakyat Palestina, sebagian besar penduduk sipil, menurut Kementerian Kesehatan Gaza. Mayoritas korban kekejian Israel adalah wanita dan anak-anak.

(pta)

Selengkapnya