Kolaborasi Antar Ahli Jantung, Siloam Hospitals Menggelar Cardiac Summit 2025

Sedang Trending 2 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Dalam upaya mendukung pengembangan sumber daya manusia (SDM) atau kompetensi para tenaga medis di bidang kardiovaskular, RS Siloam menyelenggarakan 'Siloam Cardiac Summit 2025 Cardiovascular Mastery, Skills Beyond Theory'. Berlangsung di Hotel Ritz-Carlton Jakarta pada Sabtu (11/1), acara ini dimulai sejak pukul 08.00 WIB hingga 17.15 WIB dengan 8 sesi yang telah terjadwal.

CEO Siloam Hospitals Group Caroline Riady mengatakan ada sekitar 55 pembicara yang akan berbagi ilmu. Dengan rincian 5 pembicara internasional berasal dari Amerika Serikat, Taiwan, dan Singapura, serta 50 ahli jantung Indonesia.

"Kami berkomitmen untuk memberikan pelayanan kelas dunia untuk jantung, otak, kanker, dan bagian lainnya. Ini juga untuk mendukung pemerintah memajukan produktivitas dan kesehatan masyarakat," kata Caroline kepada awak media, di Jakarta Selatan, Sabtu (11/1/2024).

Caroline menambahkan bahwa gelaran cardiac acme di tahun ini berbeda dengan yang dilakukan Siloam Hospitals pada tahun lalu. Hal ini karena pada acara tahun ini, para peserta tidak hanya dibekali dengan teori, namun praktik langsung dari para ahli di bidangnya.

Senada, Medical Managing Director Grup RS Siloam dr Grace Frelita Indradjaja, MM berharap acara ini dapat meningkatkan rasa percaya masyarakat terhadap kemampuan tenaga medis, khususnya kardiovaskular.

"Karena masih banyak sekali masyarakat kita yang berobat ke luar negeri untuk penyakit jantung," kata dr Grace.

Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) Jakarta dr Vireza Pratama, SpJP, FIHA mendukung penuh kepada siapapun yang aktif menyelenggarakan acara demi kemajuan tenaga medis kardiovaskular Indonesia. Hal ini karena Indonesia masih kekurangan banyak spesialis jantung.

"Saat ini dokter jantung di wilayah DKI tidak lebih dari 300 anggota, itu masih belum cukup. Sedangkan pertumbuhan rumah sakit di Indonesia sangat pesat," kata dr Vireza.

"Sementara di Indonesia jumlah dokter jantung tidak lebih dari 1.500 dokter, dan yang diminta Kemenkes (Kementerian Kesehatan) itu lebih, kalau bisa ditambah sampai 5.000 dokter jantung," tutupnya.


(dpy/up)

Selengkapnya