Kloter Terakhir Gelombang Ii 2025 Tiba Di Tanah Suci, Jemaah Haji Indonesia Bersiap Menuju Armuzna

Sedang Trending 1 hari yang lalu
ARTICLE AD BOX

detikai.com, Jakarta - Minggu (1/6/2025) awal hari, kloter terakhir gelombang II tiba di Bandara Internasional King Abdulziz Jeddah. Itu adalah campuran dari Kloter JKG 62 dan JKS 61 nan totalnya terdiri dari 397 jemaah haji. 

Rombongan jemaah nan menggunakan jalur fast track alias Makkah Route itu dengan segera masuk bus untuk diantarkan langsung menuju hotel masing-masing di Makkah. "Selanjutnya, jemaah bakal melakukan umrah wajib untuk berikutnya kelak menunggu waktu wukuf tanggal 9 Dzulhijjah," kata Kepala Daker Bandara Abdul Basir di Jeddah.

Para petugas haji, terutama Sektor 2 nan bekerja melayani kloter terakhir, terus menunaikan tugas dengan sepenuh hati sampai akhir. Utamanya para jemaah haji lansia nan menggunakan bangku roda. Ada sekitar 16 jemaah nan didorong petugas pada Minggu awal hari.

"Tentu dalam penyelenggaraan tugas ini ada banyak persoalan. Ada beberapa kendala, tapi alhamdulillah secara umum, persoalan, hambatan dapat kita selesaikan dengan baik atas kerja keras dan support dari banyak pihak," ujarnya.

Dengan begitu, 203.149 jemaah haji reguler nan tergabung dalam 525 golongan terbang (kloter) sekarang memasuki masa tenang untuk mempersiapkan diri menghadapi puncak ibadah haji di Armuzna. "Alhamdulillah, puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT. Seluruh jemaah haji Indonesia sekarang telah berada di Kota Makkah dalam keadaan kondusif dan sehat," ungkap Sekjen Kemenag Kamaruddin Amin di Makkah, Minggu (1/6/2025).

"Ini adalah capaian besar nan patut kita syukuri bersama, sekaligus menjadi momen untuk memperkuat kesiapan fisik, mental, dan spiritual seluruh jemaah," lanjutnya.

Jemaah Haji Diminta Fokus Siapkan Diri untuk Ibadah Haji di Armuzna

Puncak haji bakal dimulai dengan pemberangkatan jemaah haji ke Arafah pada 8 Zulhijjah 1446 H, bertepatan dengan 4 Juni 2025. Kamaruddin membujuk seluruh jemaah untuk konsentrasi menyiapkan diri menuju fase Armuzna.

"Mengurangi aktivitas di luar tenda alias hotel, rehat nan cukup, dan menjaga kebersihan serta memperbanyak konsumsi air putih," imbau Kamaruddin.

Hari ini, jasa Bus Shalawat resmi dihentikan sementara. Bus bakal kembali melayani jemaah pada Selasa, 14 Dzulhijjah 1446 H alias 10 Juni 2025 pukul 00.00 WAS. Diimbau kepada jemaah untuk tetap beragama di hotel masing-masing dan menghindari aktivitas di luar ruangan selain untuk keperluan mendesak.

Jelang Armuzna, jasa katering reguler di hotel digantikan dengan makanan siap saji (ready to eat). Distribusi sudah dilakukan secara berjenjang untuk enam kali makan, dengan rincian tiga kali makan untuk 7 Dzulhijjah (3 Juni), satu kali makan pada 8 Dzulhijjah (4 Juni), dan dua kali makan pada 13 Dzulhijjah (9 Juni).

"Makanan ini dapat langsung dikonsumsi. Nasi sebaiknya direndam air selama 5–10 menit sebelum disantap, lauk dapat dimakan langsung tanpa pemanasan. Setelah bungkusan dibuka, makanan tidak boleh disimpan ulang, demi argumen kesehatan," kata Kamaruddin.

Skema Murur dan Tanazul di Armuzna

Selama puncak haji di Armuzna, jemaah bakal mendapatkan 15 kali makan dan satu snack berat, ialah lima kali makan di Arafah, satu kali snack berat di Muzdalifah, dan10 kali makan di Mina. "Makanan disiapkan dengan memperhatikan gizi, daya tahan, dan kondisi medan saat puncak ibadah," jelas Kamaruddin.

Selain konsumsi, Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi juga menyiapkan dua skema pergerakan jemaah sebagai upaya mengurai kepadatan Muzdalifah dan Mina, ialah Murur dan Tanazul. Murur adalah pergerakan jemaah dari Arafah dengan bus nan hanya melewati Muzdalifah tanpa turun dari kendaraan.

Mereka langsung melanjutkan perjalanan ke Mina untuk melakukan lempar jumrah dan mabit. Skema ini bakal diterapkan secara selektif, khususnya bagi jemaah lansia, disabilitas, dan nan uzur. Tahun ini, diperkirakan sekitar 50.000 jemaah bakal mengikuti skema murur.

Sementara, tanazul adalah pemulangan lebih awal ke hotel di Makkah setelah selesai lempar jumrah aqabah. Skema ini bermaksud untuk mengurai kepadatan di tenda Mina.

"Sekitar 30.000 jemaah, terutama dari sektor Syisyah dan Raudhah, dijadwalkan mengikuti tanazul. Mereka nan melempar jumrah tanggal 11, 12, dan 13 Zulhijjah tidak kembali ke tenda di Mina, tetapi langsung kembali ke hotel masing-masing," kata Kamaruddin.

Safari Wukuf dan Badal Haji

Bagi jemaah haji nan dalam kondisi sakit dan tidak memungkinkan untuk wukuf secara reguler, PPIH Arab Saudi telah menyiapkan ambulans untuk jasa safari wukuf. Jemaah bakal diberangkatkan ke Arafah menggunakan ambulan dan menetap di Arafah untuk beberapa saat.

Sedangkan bagi jemaah nan wafat sebelum wukuf bakal dibadalhajikan oleh petugas resmi nan ditugaskan pemerintah. "Hak mereka untuk berhaji tetap dijamin secara syariat," ungkapnya.

Selama jemaah haji menjalani puncak ibadah haji di Armuzna, pemerintah menyiapkan pos kesehatan di Arafah dan Mina, masing-masing delapan pos. Jemaah dapat mengunjungi pos-pos tersebut untuk mendapatkan jasa kesehatan.

"Ada pos kesehatan mobile nan siaga melayani di jalur atas maupun bawah Jamarat. Kami juga menyiapkan 15 unit ambulans nan telah memenuhi standar medis untuk keperluan pemindahan alias rujukan lebih lanjut," kata Kamaruddin.

Kamaruddin membujuk seluruh jemaah untuk terus menjaga kekompakan, mengikuti pengarahan petugas, dan memperbanyak doa. "Semoga semua dimudahkan dalam menunaikan ibadah haji secara sempurna, dan pulang ke Tanah Air sebagai haji nan mabrur," tandasnya.

Selengkapnya