Kki Tindaklanjuti Dugaan Pelecehan Seksual Dokter Ke Pasien Di Malang

Jakarta, detikai.com --

Konsil Kesehatan Indonesia (KKI) menyatakan segera menindaklanjuti dugaan kasus pelecehan seksual yang dilakukan master berinisial AY kepada pasien di Persada Hospital Malang, Jawa Timur.

Ketua KKI Arianti Anaya mengaku tetap mendalami kasus tersebut. Namun, dia menduga kasusnya sama dengan temuan KKI di RS Hasan Sadikin, Bandung.

"Termasuk nan di Malang tentu bakal kita proses. Kita bakal lihat sejauh mana," kata Arianti dalam bertemu pers di instansi KKI, Jakarta, Kamis (17/4).

Arianti memastikan KKI bakal melibatkan Majelis Disiplin Profesi (MDP) dan kolegium dalam mendalami lebih lanjut kasus tersebut. Ia janji KKI bakal transparan mengusut segala corak pelanggaran etik master alias tenaga kesehatan.

"Tentu bakal kita proses. Kita kudu transparan lah agar kredibilitas KKI ini bisa dipercaya oleh masyarakat," ucap dia.

Di Malang, Jawa Timur, seorang pasien berinisial QAR mengaku menjadi korban pelecehan seksual seorang master ketika menjalani rawat inap di salah satu rumah sakit swasta. Peristiwa nan menimpa QAR terjadi pada 27 September 2022.

QAR diminta membuka baju oleh master itu saat sedang sendirian di ruang VVIP. Dokter itu berdasar mau memeriksa QAR dengan stetoskop itu. Namun, master tersebut hanya mengarahkan stetoskop di bagian dada dan dia diduga sempat mengeluarkan ponsel untuk memotret korban.

Selain itu, di Garut, Jawa Barat, master kandungan berinisial MSF diduga melecehkan pasiennya saat melakukan pemeriksaan. Saat ini MSF telah ditangkap dan sudah jadi tersangka pelecehan seksual.

Kemudian, master residen anestesi PPDS FK Unpad Priguna Anugerah jadi tersangka pemerkosaan pasien di RSHS Bandung, Jawa Barat. Korban Priguna disebut mencapai tiga orang.

KKI telah mencabut surat tanda registrasi (STR) dan surat izin praktik (SIP) master Priguna dan MSF. Namun, pencabutan izin terhadap MSF tetap berkarakter sementara.

"STR nan berkepentingan sudah kami nonaktifkan untuk sementara, sampai menunggu dari penegak hukum. Nantinya bakal kita lanjutkan ke tahap selanjutnya tentu ini kami tetap menunggu," kata Arianti.

(thr/tsa)

[Gambas:Video CNN]