Kiamat Uang Kertas Di Ri, Buktinya Makin Jelas Terlihat

Sedang Trending 1 minggu yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, detikai.com - Jumlah transaksi pembayaran digital di Indonesia terus meningkat. Menurut info dari We Are Social, total nilai transaksi pembayaran digital di Indonesia mencapai US$ 102 miliar alias sekitar Rp 1.677 triliun pada 2024.

Angka itu naik 15,7% alias sekitar US$ 13,9 miliar dari tahun ke tahun (year-on-year/YoY). Hal ini menunjukkan masyarakat Indonesia makin matang dalam mengangkat sistem pembayaran digital, daripada mengandalkan pembayaran bentuk dengan duit kertas.

Adapun total jumlah pengguna nan menggunakan pembayaran digital di Indonesia mencapai 144 juta, naik sekitar 16,1 juta alias 12,6% YoY.

Lebih perincian lagi, rata-rata orang menggunakan pembayaran digital sekitar US$ 710 alias sekitar Rp 11 juta per tahun.

Sejalan dengan laporan ini, Bank Indonesia (BI) mencatat, perkembangan pesat transaksi digital di Indonesia turut membikin produktivitas masyarakat ikut meningkat. Disebabkan, semakin efisien dan cepatnya sistem transaksi di Tanah Air.

"Kami memandang info ada kenaikan 10% (Januari 2025) produktivitas kita lantaran transaksi digital," kata Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia (BI) Dicky Kartikoyono dalam aktivitas Digital Economic Forum di Jakarta, dikutip Selasa (4/3/2025).

BI memandang persentase peningkatan produktivitas pada tahun lampau itu bakal terus meningkat pada 2025, seiring dengan pesatnya pemanfaatan transaksi digital di tengah-tengah masyarakat.

Pada Januari 2025, BI mencatat nilai pembayaran digital sudah mencapai 3,5 miliar transaksi alias tumbuh 35,3% (yoy) nan didukung oleh seluruh komponennya.

Volume transaksi pada aplikasi mobile dan volume transaksi pada internet juga terus meningkat. Pada Januari 2025 masing-masing tumbuh sebesar 29,7% (yoy) dan 19,8% (yoy).

Selain itu, volume transaksi pembayaran digital melalui QRIS tetap tumbuh pesat sebesar 170,1% (yoy) didukung peningkatan jumlah pengguna dan merchant.

Dari sisi infrastruktur, volume transaksi ritel nan diproses melalui BI-FAST mencapai 338,5 juta transaksi alias tumbuh 41,5% (yoy) dengan nilai mencapai Rp870,9 triliun pada Januari 2025.

Volume transaksi nilai besar nan diproses melalui BI-RTGS turun sebesar 9,0% (yoy) menjadi 799,3 ribu transaksi dengan nilai Rp15.880 triliun pada Januari 2025.

"Kami di BI punya optimisme kontribusinya bersambung terus, tapi kita perlu seimbangkan dengan kehati-hatian, dengan hal-hal nan sifatnya lebih kondusif dan bisa memberi perlindungan konsumen nan lebih baik," tutur Dicky.


(fab/fab)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Duh, Kasus Cerai Karena Judi Online Kian Meresahkan

Selengkapnya