Ketua Kwi: Paus Leo Xiv Penerus Spiritualitas Paus Fransiskus

Sedang Trending 3 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

detikai.com, Jakarta - Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Monsinyur (Mgr) Antonius Subianto Bunjamin, menyatakan keyakinannya bahwa Paus Leo XIV bakal melanjutkan semangat kepemimpinan Paus Fransiskus dalam memihak kaum miskin, memperjuangkan kedamaian, serta membawa Gereja Katolik tetap berada di jalur nan inklusif dan penuh kasih.

Hal tersebut disampaikan Antonius Subianto dalam konvensi pers di Kantor KWI, Jakarta Pusat, Sabtu (10/5/2025).

"Saya kira Paus Leo XIV adalah sosok nan bakal meneruskan semangat Paus Fransiskus. Beliau berada di jalur tengah, tidak mengabaikan norma dan aturan, tapi juga tidak menjadikannya perangkat penghukuman. Sebaliknya, norma diarahkan untuk membawa manusia pada hidup nan tenteram dan sejahtera, seperti nan dicontohkan Yesus," ujar Antonius.

Menurut Antonius, pidato perdana Paus Leo XIV nan berisi angan tenteram untuk bumi menjadi isyarat kuat bahwa pemimpin tertinggi umat Katolik tersebut bakal konsentrasi pada misi kemanusiaan global. Hal itu, katanya, sangat relevan di tengah beragam bentrok dan ketidakadilan nan tetap terjadi di banyak negara.

"Pidato beliau adalah pesan kuat harapan, bunyi kenabian bagi perdamaian dunia, dan pembelaan terhadap mereka nan miskin, lemah, dan menderita," tambah Antonius.

Ia juga optimistis, usia Paus Leo XIV nan lebih muda dibandingkan Paus Fransiskus saat terpilih, memberikan daya baru untuk menjalankan misi-misi dunia Gereja Katolik secara lebih intensif.

"Beliau saat ini berumur 69 tahun. Kita berambisi kepemimpinannya menjadi bunyi kenabian Gereja Katolik, terus menyuarakan perdamaian dan keadilan," imbuhnya.

Mgr. Antonius juga mengungkapkan bahwa KWI telah mengirim surat ucapan selamat dan terima kasih kepada Paus Leo XIV. Dalam surat tersebut, KWI juga mengingatkan bahwa Paus Leo XIV pernah mengunjungi Indonesia saat tetap menjabat sebagai Superior General.

"Kami menyampaikan ucapan proficiat sekaligus mengingatkan bahwa beliau pernah datang ke Indonesia. Semoga, dengan kemurahan hatinya, beliau bisa kembali berjamu sebagai Paus," tutur Antonius.

Surat resmi tersebut, kata Antonius, bakal segera dikirimkan ke Vatikan sebagai corak apresiasi umat Katolik Indonesia atas terpilihnya Paus Leo XIV.

Paus Leo XIV Diyakini Mampu Jawab Tantangan Soal Dinamika Zaman

Terpilihnya Kardinal Robert Francis Prevost sebagai Paus Leo XIV pada Kamis, 8 Mei 2025, disambut hangat oleh umat Katolik di seluruh bumi dan masyarakat dunia. Bagi banyak kalangan, termasuk para aktivis dan ahli filsafat keagamaan di Indonesia.

Dewan Pakar Pengurus Pusat Pemuda Katolik, Marcellus Hakeng Jayawibawa berpandangan, momen tersebut bukan sekadar pergantian kepemimpinan rohani, melainkan awal baru bagi peran Gereja Katolik dalam merespons dinamika zaman.

 “Pilihan nama Leo bukan perihal sepele. Itu adalah sinyal kuat bahwa Paus baru mau meneruskan semangat Paus Leo XIII nan dulu memperjuangkan hak-hak pekerja dan martabat manusia,” kata Hakeng dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (10/5/2025).

Hakeng menambahkan, Paus Leo XIV dikenal sebagai pribadi nan membumi, dekat dengan umat, dan mempunyai rekam jejak panjang dalam pelayanan di organisasi miskin dan marginal. Hal ini menurutnya penting, karena Gereja saat ini ditantang untuk bukan hanya mengajarkan moralitas dari atas mimbar, tetapi turun ke tengah problematika warga.

"Dengan latar belakang sebagai penduduk negara Amerika Serikat nan pernah menjadi misionaris dan pemimpin ordo religius, Paus Leo XIV diyakini mempunyai wawasan dunia nan bisa menjembatani ketegangan geopolitik dengan nilai-nilai kemanusiaan universal," percaya Hakeng.

Hakeng percaya, Paus Leo XIV datang pada saat bumi sedang terfragmentasi secara sosial, ekonomi, dan ekologis. Dunia menanti seorang pemimpin nan bukan hanya religius, tetapi juga profetik.

"Peran Paus tidak berakhir pada urusan internal Gereja. Dunia saat ini memerlukan bunyi moral nan berani, termasuk dalam isu-isu lintas pemisah seperti krisis iklim, ketidakadilan sosial, hingga tantangan era digital," ungkap dia.

Pelopor Transformasi Moral Global

Dia berharap, Paus Leo XIV bisa menjadikan Gereja bukan hanya penjaga warisan spiritual, tetapi pelopor transformasi moral global. 

"Kepemimpinan Paus nan baru juga mendapat perhatian unik dari kalangan muda Katolik, termasuk di Indonesia. Bagi organisasi-organisasi pemuda Katolik, terpilihnya Paus Leo XIV membawa angan bakal arah Gereja nan lebih terbuka, inklusif, dan relevan terhadap bunyi kaum muda," dia menandasi.

Reporter: Muhammad Genantan Saputra/Merdeka

Selengkapnya