Keberlanjutan Bisa Jadi Kunci Bisnis Berumur Lebih Panjang

Sedang Trending 1 hari yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta - Keberlanjutan upaya menjadi salah satu perhatian setiap perusahaan, termasuk Philip Morris International (PMI). Chief Executive Officer Jacek Olczak, menyatakan aspek keberlanjutan mempunyai peran krusial untuk menciptakan hasil keahlian nan positif bagi perusahaan.

Jacek menyebut PMI menerapkan sejumlah pendekatan untuk mengukur aspek keberlanjutan, mulai dari bisnis, operasional, akibat ke tenaga kerja dan para pemangku kepentingan terkait, hingga masyarakat luas. Jacek menegaskan bahwa arah PMI mengenai keberlanjutan adalah memastikan perusahaan tidak hanya sukses tahun ini dan tahun depan tetapi juga 10 hingga 20 tahun ke depan.

"Kami kudu menganalisis semua metrik nan menciptakan kesempatan untuk kesuksesan jangka panjang," katanya dalam keterangan, Minggu (23/3/2025).

Pada aspek bisnis, PMI, nan merupakan induk perusahaan PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna), telah berupaya untuk menciptakan dan menghadirkan pilihan nan lebih baik dibandingkan dengan rokok bagi para perokok dewasa nan memutuskan untuk terus menggunakan produk tembakau. Langkah itu dilakukan lewat kehadiran produk tembakau inovatif bebas asap.

Jacek menerangkan pada aspek operasional bisnis, PMI mendorong semua unit usahanya untuk mempunyai dan menggunakan daya bersih. Pada saat bersamaan, PMI juga berupaya meminimalisir polusi air lewat efisiensi dan daur ulang dalam melakukan aktivitas usahanya.

Dia mencontohkan, Sampoerna mempunyai rekam jejak manufaktur nan unggul. Sampoerna tidak hanya mempertahankan tingkat produksi tetapi juga praktik operasional nan berkelanjutan.

"Kami berinvestasi dalam teknologi irit daya dan memastikan bahwa daya nan kami gunakan berasal dari sumber nan lebih baik. Hal nan sama bertindak untuk penggunaan air di mana kami meminimalkan polusi air dan meningkatkan efisiensi air," jelas dia.

Pria asal Polandia itu melanjutkan bahwa pada aspek sumber daya manusia (SDM) alias karyawan, PMI berinvestasi untuk membantu tenaga kerja memahami teknologi termasuk kepintaran buatan (artificial intelligence/AI). Dengan langkah itu, PMI memastikan tenaga kerja mengikuti tren kemajuan teknologi sekaligus memandang peluang-peluang baru.

Secara unik Jacek memuji Sampoerna nan saat ini telah mengirimkan sekitar 70 talenta terampil dan menjabat posisi strategis di perusahaan terafiliasi PMI di seluruh dunia.

"Mereka adalah individu-individu nan berkualifikasi tinggi, bukan pekerja tingkat pemula," paparnya.

Tidak berakhir pada karyawan, lanjut Jacek, Sampoerna menjangkau lebih jauh untuk memberikan akibat sosial nan positif bagi masyarakat luas, termasuk pengusaha UMKM, melalui Sampoerna Retail Community (SRC) nan membina dan mendampingi lebih dari 250.000 toko kelontong di seluruh Indonesia.

Selain itu, ada juga Sampoerna Entrepreneurship Training Center (SETC) nan dapat membantu pengusaha UMKM mengembangkan usahanya. SETC telah mendampingi lebih dari 97.000 UMKM dari seluruh Indonesia.

"Saya percaya keberlanjutan berfaedah turut memastikan sumber daya manusia berkembang dengan kecepatan nan sama dengan perubahan di sekitar kita. Pada akhirnya, keberlanjutan kudu masuk logika bagi bisnis. Jika tidak, keberlanjutan tidak bakal memperkuat lama," jelas dia

Pada kesempatan nan sama, Presiden Direktur Sampoerna, Ivan Cahyadi, menambahkan bahwa pilar kedua Falsafah Tiga Tangan nan dipegang teguh oleh Sampoerna adalah memberikan faedah bagi karyawan, mitra bisnis, dan pemegang saham. Berpijak pada falsafah itu, Sampoerna tidak hanya membantu tenaga kerja berkembang tetapi juga seluruh rantai pasok perusahaan ikut tumbuh.

"Di Sampoerna, kami berkolaborasi dengan 22.000 petani tembakau dan cengkih, dan kami mengelola seluruh rantai pasokan, hingga apa nan baru saja disebutkan oleh Jacek Olczak, ialah SRC, nan berada di garis depan. Ini adalah inti dari upaya kami. Sampoerna secara langsung alias tidak langsung mempekerjakan lebih dari 90.000 orang," kata Ivan.

Ivan menjelaskan bahwa Sampoerna juga meraih sertifikat Top Employer di Indonesia selama tujuh tahun berturut-turut. Ia menyebut bahwa Sampoerna mempunyai program untuk merekrut tenaga kerja dan membantu mereka bergabung ke dalam budaya perusahaan. Selanjutnya, perusahaan konsentrasi mengidentifikasi keahlian nan dibutuhkan untuk meraih kesuksesan, dengan penekanan pada pengajaran keahlian masa depan.

"Untuk memfasilitasi perihal ini, kami mengirim tenaga kerja kami untuk bekerja di luar Indonesia guna berkontribusi pada perusahaan induk kami, PMI. Saat ini, kami mempunyai sekitar 70 orang nan bekerja di hubungan PMI, dan kami juga mendatangkan orang-orang dari seluruh bumi ke Sampoerna untuk berbagi pengetahuan," jelasnya.

Ivan melanjutkan bahwa Sampoerna juga membantu tenaga kerja nan hendak memasuki masa pensiun dengan training termasuk langkah merintis usaha. Berkat program itu, banyak tenaga kerja Sampoerna khususnya para pelinting alias ibu-ibu nan bekerja di pabrik sigaret kretek tangan (SKT) bisa membuka upaya setelah pensiun.

"Ini bukan hanya tentang bekerja dengan kami. Saat tenaga kerja kami bakal pensiun, kami membimbing Anda untuk terus maju dan berkembang, baik sebagai tenaga kerja maupun pengusaha UMKM. Komitmen kami mencakup dari petani hingga masyarakat. Inilah langkah Sampoerna berkontribusi bagi Indonesia," imbuhnya.

(kil/kil)

Selengkapnya