ARTICLE AD BOX
detikai.com
Senin, 20 Jan 2025 10:10 WIB

Jakarta, detikai.com --
Presiden Palestina, Mahmoud Abbas menyatakan siap mengambil tanggungjawab dan memimpin Jalur Gaza setelah kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas tercapai pada Minggu (19/1).
Ini merupakan pernyataan perdana Abbas usai Israel-Hamas sepakat menerapkan gencatan senjata di Gaza setelah Tel Aviv melancarkan agresi sadis ke wilayah itu sejak Oktober 2023 lalu.
"Pemerintah Palestina, di bawah pengarahan presiden Abbas, sudah melengkapi semua persiapan untuk mengambil tanggungjawab penuh di Gaza," tulis pernyataan resmi instansi kepresidenan pada Jumat (17/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam laporan Al Jazeera, ambil alih kendali nan dimaksud adalah memulangkan pengungsi, penyediaan kebutuhan dasar, mengatur penyeberangan lintas batas, dan rekonstruksi wilayah nan dilanda konflik.
Lebih lanjut, berasas pernyataan instansi kepresidenan nan dipublikasikan oleh instansi buletin Palestina, Wafa, Palestina menegaskan seruan penarikan penuh pasukan militer Israel dari Jalur Gaza. Ini sebagai langkah lanjutan dari gencatan senjata nan sudah disepakati.
Saat ini, gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza sudah resmi bertindak sejak Minggu (19/1) pagi waktu setempat usai tertunda selama tiga jam.
Kesepakatan gencatan senjata awalnya diterapkan pada pukul 08.15 waktu setempat. Namun selama penundaan tiga jam itu, Israel tetap melakukan gempuran lewat jalur udara ke Jalur Gaza.
Gencatan ini sekaligus mengakhiri serangan sadis Israel nan sudah berjalan sejak Oktober 2023 lalu. Pihak Hamas juga sudah menyerahkan tiga penduduk Israel nan disandera kepada Palang Merah Internasional.
Setelah pembebasan sandera Hamas berlangsung, Israel pun membebaskan 90 penduduk Palestina nan menjadi tahanannya selama ini sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata.
(ikw/rds)
[Gambas:Video CNN]