ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Dosen Fakultas Kedokteran IPB University, dr Sulpiana MBiomed menyoroti tren peningkatan kasus kanker kolorektal nan terjadi pada usia muda termasuk golongan gen Z. Mengacu info International Agency for Research on Cancer (IARC), tercatat lebih dari 25 ribu penduduk Indonesia terkena kanker kolorektal pada 2022.
Dari 1.400 pasien berumur di bawah 40 tahun, 968 di antaranya berumur 30 hingga 39 tahun. Sementara pada usia 20 hingga 29 tahun tercatat 446 kasus nan menderita kanker kolorektal.
Menurut dr Sulpiana, kanker kolorektal bisa disebabkan aspek genetik maupun style hidup tidak sehat. Faktor genetik muncul ketika nan berkepentingan juga mempunyai riwayat family pengidap kanker.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara mengenai style hidup, pemicunya banyak berangkaian dengan minimnya aktivitas bentuk hingga pola makan tidak seimbang.
"Hal itu nan berkontribusi signifikan dalam meningkatkan akibat kanker kolorektal pada usia muda," ujar dia dalam keterangan tertulis, dikutip Senin (17/2/2025).
dr Sulpiana mewanti-wanti untuk mewaspadai indikasi nan juga kerap diabaikan. Bisa dari perubahan pola buang air besar nan ditandai dengan munculnya darah dalam feses, nyeri alias kram pada perut, menurunnya berat badan tanpa argumen nan jelas, juga mudah kelelahan.
Peluang kesembuhan pasien kanker kolorektal lebih tinggi jika ditemukan pada stadium awal. Agar menghindari akibat tersebut, dr Sulpiana menyarankan untuk melakukan skrining dengan kolonoskopi sebelum usia 40 tahun. Terutama pada mereka dengan riwayat kanker kolorektal dalam keluarga, juga perseorangan dengan riwayat Irritable Bowel Syndrome (IBS).
Pola makan tinggi serat, termasuk mengonsumsi buah, sayuran, dan mengurangi asupan daging merah serta makanan olahan menjadi langkah utama untuk mencegah kanker kolorektal.
"Tak lupa, lakukan aktivitas bentuk secara teratur untuk menjaga berat badan ideal dan kesehatan usus," pungkasnya.
(naf/kna)