Kata Anggota Komisi Iii Dpr Ri Abdullah Soal Respons Susi Pudjiastuti Terkait Cak Imin Tanggapi Judol

Sedang Trending 17 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

detikai.com, Jakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan periode 2014-2019 Susi Pudjiastuti menyampaikan kritik kepada Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pemberdayaan Masyarakat Muhaimin Iskandar alias Cak Imin mengenai pernyataanya nan mengatakan kepada para penjudi online bahwa sudah tahu tidak bakal menang, tapi ikut terus.

Anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdullah pun menyayangkan kritik Susi Pudjiastuti nan dinilainya terlalu sigap menghakimi dan kurang memahami secara menyeluruh mengenai masalah kejahatan digital, gambling online alias judol.

"Padahal semua pihak tengah bekerja-sama untuk meningkatkan literasi digital agar kita dapat melawan kejahatan digital, judi online," ujar Abduh sapaan akrabnya, melalui keterangan tertulis, Rabu (7/5/2025).

"Literasi digital nan artinya kecakapan menerima, mengelolah dan memproduksi info ini penting, lantaran jika tidak, kita bisa rentan menyebarkan dan termakan misinformasi," sambung dia.

Terkait masalah judol, Legislator asal Dapil Jawa Tengah (Jateng) itu menjelaskan, negara tetangga di Asia, maupun Amerika Serikat serta beberapa negara di Eropa pun menghadapi masalah nan serupa ialah cukup sulitnya menghilangkan gambling online.

"Banyak orang terjebak dalam lingkaran setan judol dan susah ke luar. Alasannya lantaran mereka terbujuk dengan rayuan bandar, mulai dari terpaan iklan judol nan dahsyat, penawaran bingkisan nan besar saat deposit," terang dia.

Lalu, lanjut Abduh, iming-iming bakal mendapatkan kemenangan nan besar, juga menjanjikan keamanan dengan bermain menggunakan akun anonim, ditambah lagi jasa berlangganan nan persuasif dan responsif.

"Dari pelayanan nan memicu adrenalin dan hormon dopamin ini nan menimbulkan kecanduan gambling online. Dengan begitu menjadi urgent untuk melawan gambling online ini adalah melakukan sistem kontrol diri alias menahan diri oleh mereka para penjudi online agar berakhir dan tidak pernah mencoba judol lagi," terang dia.

Kasus dua anak di bawah umur nan menjadi promotor gambling online telah menambah daftar panjang kasus anak nan terpapar gambling online. Dari info KPAI lebih dari 197.000 anak di Indonesia terpapar gambling online.

Kontrol Diri Perlu Dioptimalkan

Menurut Abduh, penanganan judol melalui kontrol diri ini perlu dioptimalkan dengan memberikan edukasi kepada para penjudi online. Selama ini menurutnya, pemblokiran seperti nan dikatakan Susi itu sudah dilakukan oleh Komdigi nan bekerja sama dengan kepolisian.

"Ada sekitar 5,2 juta konten mengenai judol nan diblokir oleh Komdigi dalam kurun waktu 2017 hingga 2024, kata dia.

"Sementara pemainnya, setiap tahunnya juga meningkat, seperti info dari PPATK pada 2024 pemain judol sekitar 3,4 juta orang, kemudian 2025 ditengah gencarnya pemblokiran, jumlah pemain judol faktanya kembali meningkat menjadi sekitar 8,8 juta orang," sambung Abduh.

Maka seperti nan dikatakan oleh Cak Imin, lanjut Abduh, nan dibutuhkan sekarang adalah mengedukasi dan menyadarkan para pemain judol untuk melakukan sistem kontrol diri agar tidak terjebak dalam lingkaran setan judol nan biasanya melibatkan juga pinjol ilegal.

"Mengutip dari Chaplin (2001), sistem kontrol diri untuk mengatasi kecanduan seperti gambling online adalah keahlian untuk membimbing tingkah laku sendiri, dan keahlian untuk menekan alias merintangi perilaku impulsif, seperti menutup semua akses nan memudahkan untuk melakukan judol, memahami karena dan akibat jelek judol, menyadari akibat norma dari judol dan berkonsultasi mengenai kecanduan judol ini dengan orang nan dipercaya alias psikolog," terang dia.

"Dengan begitu, apa nan dikatakan Cak Imin kepada pelaku judol adalah bagian dari memantik kontrol diri mereka, tujuannya agar mereka segera sadar dan membikin rintangan-rintangan demi keluar dari lingkaran judol," tegas Abduh.

Penanganan Judol Perlu Kolaborasi

Abduh juga menambahkan, PKB dibawah nahkoda Ketua Umum, Cak Imin adalah partai nan keras memerangi judol. Bahkan, kata dia, Cak Imin menyatakan judol adalah musibah sosial dan sebagai Menko Pemberdayaan Masyarakat sempat berkelakar bahwa dirinya dimarahi istrinya lantaran belum sukses mengatasi judol.

Terkahir Abduh pun menegaskan, untuk melawan judol nan kompleks ini memerlukan kerjasama dari beragam pihak termasuk Susi nan sekarang menjadi penasehat Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi.

Abduh menjelaskan, menurut PPATK provinsi di Indonesia dengan jumlah pemain dan transaksi judol terbanyak adalah Provinsi Jawa Barat. Judol ini dikatakan Cak Imin picu kemiskinan baru.

"Dengan bekal kitab trilogi Cak Imin nan bertema politik kesejahteraan, dengan titel terbaru Mandatory Kesejahteraan, semoga ini menjadi modal untuk menekan dan meminimalisir judol, nan nantinya berakibat pada peningkatan kesejahteraan masyarakat," kata Abduh.

"Untuk penanganan judol ini saya sepakat untuk dibetuk satgas. Seperti di Jawa Barat, saya mengusulkan dapat dibentuk satgas nan melibatkan Cak Imin selaku Menko Pemberdayaan Masyarakat dan Susi selaku Penasehat Gubernur serta Dedi sebagai Gubernur Jabar," pungkas dia.

Selengkapnya