Kasus Keracunan Mbg Di Bogor, Labkesda Sebut Sampel Makanan Ini Mengandung Bakteri

Sedang Trending 8 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

detikai.com, Jakarta - Keracunan makan bergizi cuma-cuma (MBG) nan menimpa ratusan siswa di Kota Bogor disebabkan kuman Salmonella Typhosa dan E Coll.

Hal tersebut berasas pemeriksaan Labkesda Kota Bogor terhadap sampel sisa makanan mulai dari nasi, tumis toge dan tahu serta telur ceplok saus barbeque.

"Tadi pagi pemeriksaan sampel dari Labkesda Kota Bogor keluar. Hasilnya ada kandungan kuman E Coli dari sampel telur ceplok saus barbeque. Untuk kuman Salmonella ada di tumis toge dan tahu," terang Wali Kota Bogor Dedie A. Rachim, Senin (12/5/2025).

Hingga saat ini, pihaknya tetap menunggu hasil sampel lainnya seperti air minum dan muntahan siswa nan kena indikasi keracunan MBG dari dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Yayasan Bosowa Bina Insani.

"Untuk pemeriksaan sampel lainnya seperti air minum dan muntahan dari tubuh siswa, hasilnya baru keluar sore ini.

Berdasarkan konklusi sementara bahwa telah terjadi pendistribusian makanan nan mengandung kuman E Coli dan Salmonella oleh SPPG tersebut.

Untuk dia meminta Badan Gizi Nasional (BGN) untuk memperketat standar operasional prosedur (SOP) dan pengawasan terhadap penyediaan MBG di setiap SPPG. Hal ini agar kejadian serupa tidak kembali terulang.

"Jangan kemudian dianggap sepel. Ini betul-betul sesuatu kejadian serius, lantaran menyangkut anak-anak," ujar Dedie.

Sementara itu, jumlah korban keracunan MBG terus bertambah, nan sekarang mencapai 213 siswa. Dari jumlah tersebut 12 orang diantaranya tetap menjalani perawatan di rumah sakit.

"Tapi kondisi pasien berangsur membaik. Memang mereka tetap mengeluh lemas, mual, dan pusing," kata dia.

Momentum Evaluasi MBG

Wakil Ketua MPR RI dari Fraksi PAN Eddy Soeparno merespons kasus keracunan Siswa di Kota Bogor nan diduga akibat makanan dari Program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Sebelumnya diberitakan, sebanyak 36 siswa SD dan SMP di Tanah Sareal, Kota Bogor mengalami keracunan usai mengonsumsi makanan program MBG nan diproduksi Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Bina Insani Tanah Sareal. Sampai hari ini, Sabtu (10/5), total siswa nan mengalami keracunan terus bertambah hingga mencapai 171 orang.

BACA JUGA:Bantu Pemerintah, MPR Bentuk Forum Khusus DPR-DPD untuk Menangani Permasalahan di Papua Menurut Eddy, kasus di Bogor dan juga sebelumnya di Cianjur menjadi momentum pertimbangan untuk memperkuat dan meningkatkan perbaikan bagi penyelenggaraan program MBG ke depannya.

Advertisement Diabetes Hilang Selamanya! Lakukan Ini sebelum TidurSELENGKAPNYA "Insiden di Bogor dan sebelumnya Cianjur ini menjadi pengingat bagi kita semua bahwa upaya baik tersebut perlu terus dibarengi dengan penguatan sistem penyelenggaraan di lapangan," ujar Eddy dalam keterangannya, Sabtu (10/5/2025).

Eddy nan juga Anggota DPR RI Dapil Bogor dan Cianjur ini mendukung beragam langkah mitigasi terhadap kasus ini dan percaya proses pertimbangan dan perbaikan bakal dilakukan.

"Evaluasi nan komprehensif diperlukan agar program MBG dapat melangkah semakin baik, dengan standar kesehatan, keamanan dan kualitas nan lebih baik dan nilai gizinya juga meningkat," jelasnya.

Infografis

Selengkapnya