ARTICLE AD BOX
Jakarta - India kembali mencatat kenaikan kasus aktif COVID-19 setelah sempat menunjukkan penurunan pada hari Jumat. Berdasarkan info terbaru dari Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Keluarga India, jumlah kasus aktif naik menjadi 7.400 dengan 269 jangkitan baru dalam 24 jam terakhir. Tak hanya itu, sembilan kematian juga dilaporkan dalam periode nan sama.
Dari sembilan korban meninggal, empat berasal dari Maharashtra, tiga dari Kerala, serta masing-masing satu dari Tamil Nadu dan Rajasthan. Salah satu korban adalah seorang laki-laki berumur 34 tahun dari Maharashtra, sementara delapan lainnya merupakan lansia dengan riwayat penyakit pernapasan dan kondisi medis kronis.
Peningkatan kasus kali ini disebut-sebut dipicu oleh kemunculan sejumlah subvarian baru, seperti LF.7, XFG, JN.1, hingga NB.1.8.1 nan belakangan terdeteksi. Varian-varian tersebut dinilai lebih sigap menular, meskipun gejalanya tetap tergolong ringan pada sebagian besar pasien.
Secara geografis, Kerala mencatat jumlah kasus aktif terbanyak dengan 2.109 kasus. Sementara itu, Karnataka melaporkan lonjakan harian tertinggi dengan 132 kasus baru dalam 24 jam terakhir, sehingga total kasus aktifnya menjadi 527.
Gujarat menambahkan 79 kasus baru dan sekarang mempunyai 1.437 kasus aktif, sedangkan Delhi mengalami penurunan menjadi 672 kasus aktif.
Vaksinasi Booster ke Kelompok Rentan
Menanggapi lonjakan ini, para mahir kesehatan India menegaskan bahwa vaksinasi penguat massal tidak diperlukan untuk saat ini. Mereka merekomendasikan pendekatan nan lebih tertarget, terutama untuk golongan berisiko tinggi seperti lansia, riwayat gangguan imun, serta pasien dengan penyakit kronis.
"Mayoritas masyarakat telah mempunyai kekebalan hibrida dari jangkitan sebelumnya dan cakupan vaksinasi nan tinggi," ujar seorang mahir kesehatan kepada media lokal.
Pemerintah juga mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada dengan menerapkan protokol kesehatan seperti memakai masker, menjaga kebersihan tangan, dan menghindari kerumunan.
Selain itu, tenaga medis juga menyoroti pentingnya membedakan indikasi COVID-19-19 dari flu musiman, lantaran keduanya bisa mempunyai tanda-tanda nan mirip seperti demam, kelelahan, dan sesak napas.
Masyarakat nan masuk kategori rentan diminta untuk segera mencari support medis jika mengalami indikasi nan memburuk. Ikatan Medis India pun kembali menegaskan pentingnya langkah pencegahan demi menekan penyebaran virus.
(naf/naf)