ARTICLE AD BOX
JK meyakini AI bakal menciptakan suasana baru dalam pendidikan Indonesia, meski tidak terjadi secara tiba-tiba. Ia memperkirakan perubahan besar secara revolusioner bakal berjalan dalam 5 hingga 10 tahun ke depan.
"Sedikit semi sedikit sudah terlihat saat ini. Jadi Nanti tidak bakal ada lagi tulisan indah. Tapi gimana menulis dengan cepat. Nanti tidak bakal memerlukan kertas lagi lantaran sudah menyatu dalam HP dan laptop," ungkap dia.
Dengan begitu, JK mengingatkan agar pembimbing kudu bersiap melakukan perubahan dalam menghadapi kecanggihan AI. Seperti mengubah langkah mengajar dan lebih terbuka. Tujuannya agar pembimbing lebih pandai daripada murid. "Itu bisa saja terjadi saat ini dan di masa depan. Sebab para siswa saat ini dlakan mengandalkan AI nan nyaris bisa menjawab semua pertanyaan," kata Ketua PMI ini.
Kehadiran AI, lanjut JK, memang menjadi tantangan berat bagi guru. Apalagi jika pembimbing tidak mau belajar dan tidak mempunyai sikap terbuka. Salah satu langkah nan bisa dilakukan pembimbing di tengah kehadiran AI adalah begaimana mengajarkan common sense, alias logika sehat.
"Yang perlu diingatkan setiap pembimbing adalah memberikan pelajaran nan krusial utamanya common sence. Yakni gimana langkah mengajar, gimana langkah menilai dan meyakini sesuatu, gimana menentukan kebenaran ditengah banyaknya medsos, serta mengajarkan logika kebenaran," usul JK.
"Jadi para pembimbing kudu lebih banyak belajar tentang logika lantaran logikalah nan bisa mendari kebenaran," imbuhnya.