Jualan Rumah Di Amerika Seret, Warga Ngeluh Bunga Kpr Ketinggian

Jakarta, detikai.com - Permintaan untuk pinjaman rumah baru terus melemah di Amerika Serikat (AS), meski suku kembang hipotek tidak berubah sejak minggu lalu. Fenomena ini terjadi lantaran pembeli maupun pemilik rumah saat ini tersendat oleh suku kembang nan lebih tinggi.

Melansir CNBC International pada Rabu (29/1/2025), indeks nan disesuaikan secara musiman dari Mortgage Bankers Association menyebut total volume aplikasi hipotek menurun 2% dari minggu sebelumnya.

Rata-rata suku kembang perjanjian untuk hipotek suku kembang tetap 30 tahun dengan saldo pinjaman nan sesuai (US$766.550 alias kurang) tetap tidak berubah pada 7,02%, dengan poin meningkat menjadi 0,63 dari 0,62, termasuk biaya awal untuk pinjaman dengan duit muka 20%.

Aplikasi untuk membiayai kembali pinjaman rumah turun 7% untuk minggu ini dan 5% lebih tinggi dari minggu nan sama tahun lalu. Suku kembang sekarang 24 pedoman poin lebih tinggi dari tahun lalu. Sebagian besar pemilik rumah mempunyai hipotek dengan suku kembang jauh di bawah nan ditawarkan saat ini.

Pengajuan hipotek untuk membeli rumah turun 0,4% dari minggu sebelumnya dan 7% lebih rendah dari minggu nan sama tahun lalu.

"Aktivitas pembelian sedikit menurun, tetapi pengajuan pinjaman pembelian FHA merupakan titik terang, meningkat sebesar 2 persen," kata Joel Kan, wakil presiden dan deputi kepala ahli ekonomi MBA.

"Penjualan rumah baru dan lama berhujung pada tahun 2024 dengan catatan nan kuat, dan jika suku kembang hipotek terus stabil dan persediaan nan dijual mengendur, kami memperkirakan peningkatan berjenjang dalam aktivitas pembelian dalam beberapa bulan mendatang," tambahnya.

Suku kembang hipotek juga tidak banyak berubah pada awal minggu ini. Sementara pertemuan Federal Reserve hari Rabu diperkirakan tidak bakal membawa perubahan signifikan mengenai kejadian ini.

(tfa/mij)

Next Article Harta Tak Habis 7 Turunan, Warren Buffett Cuma Punya Rumah Sederhana