ARTICLE AD BOX
Jakarta, detikai.com - Belum sepenuhnya pulih dari guncangan era pandemi Covid-19, pasar HP dunia dikabarkan bakal kembali berdarah-darah sepanjang 2025.
Firma riset Counterpoint meramalkan penurunan daya beli HP sepanjang 2025 dipicu ketidakpastian ekonomi dan perang jual beli nan sengit antara Amerika Serikat (AS) dan China.
"Kami terus menganalisa perubahan kebijakan dan saat ini kami memprediksi pasar smartphone bakal menurun sepanjang 2025, meski Q1 menunjukkan pertumbuhan," kata Senior Research Analyst Counterpoint Ankit Malhotra, dikutip dari laman resmi Counterpoint
Khusus untuk kuartal-I (Q1) 2025, memang terjadi pertumbuhan pengapalan HP dunia sebesar 3% dibandingkan periode nan sama tahun lalu, menurut laporan Counterpoint.
Pertumbuhan positif single-digit ini didorong oleh pertumbuhan signifikan di China berkah subsidi nan digelontorkan Presiden Xi Jinping. Selain itu, beberapa pasar juga menunjukkan tren pemulihan, seperti Amerika Latin, Asia Pasifik, Timur Tengah, dan Afrika.
Namun, beberapa negara berkembang mulai menunjukkan penurunan keahlian penjualan. Counterpoint memprediksi pertumbuhan positif hanya bakal terjadi di Q1, sementara kuartal-kuartal berikutnya dan secara kumulatif pasar HP bakal lesu di 2025.
iPhone Raja HP Terbaru di 2025
Apple sukses menempati urutan pertama sebagai raja HP global, meski mengalami tantangan besar di China sebagai pasar HP terbesar di dunia. Counterpoint mengatakan pertumbuhan Apple dipicu peluncuran ponsel murah iPhone 16e di awal tahun, serta ekspansi di pasar-pasar non-inti.
Penjualan iPhone di negara-negara kunci Apple seperti AS, Eropa, dan China menunjukkan stagnansi alias penurunan. Akan tetapi, Apple mencatat pertumbuhan double-digit di Jepang, India, Timur Tengah, Afrika, dan Asia Tenggara. Alhasil, Apple sukses tumbuh 4% YoY secara dunia dengan meraup pangsa pasar 19%.
Sementara itu, Samsung tergeser dari posisi pertama pada Q1 2024 menjadi urutan ke-2 di Q1 2025 dengan pangsa pasar 18%. Hal tersebut menunjukkan penurunan 5% YoY.
Penjualan HP Samsung memang lesu di awal tahun lantaran keterlambatan peluncuran seri Galaxy S25. Kendati demikian, Samsung menunjukkan pertumbuhan double-digit pada Maret 2025 lantaran peluncuran seri Galaxy S25 dan seri mid-range Galaxy A. Penjualan jenis Ultra nan paling premium di Galaxy S25 juga menunjukkan peningkatan.
Di posisi ke-3 dan ke-4 masing-masing diduduki Xiaomi dan Vivo nan secara berurutan meraup pangsa pasar 14% dan 8%. Xiaomi mencatat pertumbuhan 5% YoY dan Vivo 6% YoY.
Penguatan keahlian Xiaomi merupakan hasil kerja keras pabrikan China itu untuk mengekspansi produknya di beberapa pasar baru. Selain itu, Xiaomi mencatat pertumbuhan signifikan di pasar domestik dengan peralihan ke segmen premium.
Terakhir, di posisi ke-5 ada Oppo dengan pangsa pasar serupa dengan Vivo ialah 8%. Kendati demikian, kinerjanya menurun tipis 1% YoY. Kinerja Oppo menunjukkan pertumbuhan di India, Amerika Latin, dan Eropa.
Di luar jejeran 'Top 5', Honor, Huawei, dan Motorola merupakan beberapa merek nan tumbuh pesat dan menciptakan kejuaraan nan kian sengit di pasar global.
Huawei merupakan vendor terbesar di China pada Q1 2025. Sementara Honor dan Motorola menunjukkan pertumbuhan tinggi di beberapa negara.
Setelah penurunan pasar smartphone di 2023, saat ini industri kembali menunjukkan pertumbuhan nan konstan. Kendati demikian, ketidakpastian ekonomi nan disebabkan perang tarif Trump dapat memicu masyarakat menunda pembelian ponsel sepanjang 2025.
Perkembangan teknologi baru seperti GenAI dan HP lipat diprediksi bakal terus berlanjut. Namun, vendor kudu hati-hati mengawasi permintaan pasar di masa depan.
Meski secara jangka panjang pasar smartphone tetap condong stabil, Counterpoint meramalkan sepanjang 2025 pasar smartphone bakal kembali mencatat penurunan YoY.
Aturan Baru Buat Pedagang HP
Selain perang jual beli dan ketidakpastian ekonomi nan diprediksi berakibat ke penjualan HP, para vendor juga menghadapi tantangan baru dari Uni Eropa.
Uni Eropa memperinci patokan label baru untuk HP dan tablet nan dijual di kawasannya. Label tersebut menunjukkan tingkat efisiensi energi, ketahanan baterai, dan keahlian perbaikan perangkat.
HP dan tablet juga diwajibkan memenuhi kriteria kreasi ramah lingkungan sebagai syarat menjual produk di Uni Eropa. Komponen HP dan tablet kudu tersedia dengan mudah jika konsumen butuh memperbaiki perangkat mereka.
Aturan label ini mulai bertindak pada 20 Juni 2025. Sebelumnya, label serupa sudah bertindak untuk perangkat rumah tangga (home appliances) dan televisi.
Label bakal menunjukkan tingkat efisiensi daya dari level A hingga G. Untuk perlindungan perangkat, label juga menunjukkan tingkat IP untuk ketahanan air dan debu, goresan, hingga perlindungan saat HP dan tablet terjatuh alias dibanting.
Lebih detail, baterai HP diharuskan untuk mencapai level setidaknya 80% dari kapasitasnya setelah 800 siklus pengisian daya. Selain itu, komponen HP kudu tersedia dalam waktu 5-10 hari kerja saat dibutuhkan.
Pabrikan HP juga diminta menyediakan pembaruan sistem operasi dalam waktu 6 bulan, terhitung sejak sumber kode software tersedia.
Produk nan dicakup dalam syarat label ini termasuk HP dan tablet dengan layar hingga 17,4-inci, serta telepon rumah nirkabel dan feature phonr.
Ponsel dengan layar nan dapat digulung dikecualikan dari syarat ini. Pasalnya, perangkat tersebut belum dijual, tetapi mulai dikembangkan oleh beberapa produsen.
Sementara itu, tablet berbasis sistem operasi Windows bakal masuk dalam skema berbeda nan sama dengan komputer.
Melihat prediksi Counterpoint dan tantangan patokan baru Uni Eropa, vendor HP sepertinya kudu memutar otak untuk memikirkan strategi terbaik dalam menjalankan upaya sepanjang 2025 ini. Kita tunggu saja!
(fab/fab)
Saksikan video di bawah ini: