ARTICLE AD BOX
detikai.com, Jakarta Presiden Prabowo Subianto meresmikan Terminal Khusus Haji dan Umrah di 2F Bandara Soekarno-Hatta (Soetta), Tangerang, Minggu (4/5/2025). Prabowo bakal didampingi jejeran kementerian, Kedubes Arab Saudi, dan sejumlah pejabat di Angkasa Pura Indonesia, InJourney Indonesia, dan stakeholder lainnya.
Pantauan pukul 13.25 Wib, sejumlah jejeran menteri Kabinet Merah Putih sudah tiba. Seperti Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan. Agus Harimurti Yudhoyono, Menteri BUMN Erick Tohir, Dirut Injourney Maya Wartono, Direktur Angkasa Pura Indonesia.
Lounge nan biasa digunakan untuk check in calon jemaah umrah, sudah ditata sedemikian untuk peresmian. Tampak jejeran kabinet menteri sudah berbanjar diarahkan oleh protokoler.
Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden, Yusuf Permana menyatakan, peresmian terminal unik tersebut adalah salah satu corak komitmen pemerintah dalam meningkatkan dan memberikan kualitas pelayanan terbaik untuk jemaah haji dan umrah.
Kepala negara juga diagendakan untuk melepas dan menyapa jemaah haji Indonesia serta meninjau akomodasi terminal haji dan umrah," ujar Yusuf dalam keterangannya, Minggu (4/5/2025).
Butuh Sinergi Lintas Sektor untuk Bisa Berjalan Baik
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno mengatakan, perlu kerja sama semua pihak agar penyelenggaraan ibadah haji tahun ini melangkah dengan baik.
"Ini kerja bersama. Bagaimana penyelenggaraan ibadah haji melangkah dengan tepat. Jadi kita butuh sinergi dari semua pihak," kata dia seperti dikutip dari laman Kemenko PMK, Sabtu (3/5/2025).
Dia menekankan pentingnya kerjasama dan sinergi antar kementerian/lembaga dalam setiap aspek layanan.
Dari aspek maslahat, lanjut Praktino, ini mencakup pembiayaan dan pengelolaan dana haji. Dari aspek keselamatan, mencakup kepantasan pesawat udara, jasa embarkasi-debarkasi, jalur sigap (fast track), serta perlindungan WNI.
Dari aspek kekhusyukan, tetap kata dia, mencakup pembinaan jemaah dan petugas haji, jasa akomodasi dan transportasi nan nyaman menuju tempat ibadah, serta pengarahan syariah manasik haji.
Adapun aspek kesehatan mencakup jasa vaksinasi, akomodasi dan jasa kesehatan, dan kesiapan konsumsi.
"Kita sinergikan semuanya, gimana manajemennya agar penyelenggaraan haji tetap melangkah baik, jemaah menjadi haji mabrur, jemaah puas, serta ramah lansia dan disabilitas," jelas Pratikno.
Untuk pelayanan di Arab Saudi, tetap kata dia, pemerintah konsentrasi pada pemenuhan kuota petugas haji sebesar 2 persen alias sekitar 4.420 orang, penyelesaian masalah penerbangan nan belum sesuai rute, penyiapan skema tanazul di Mina, serta mitigasi kepadatan jasa Masyair di Arafah, Muzdalifah, dan Mina.
"Untuk jangka pendek, kita kudu mengawal haji tahun ini dengan baik. Untuk jangka panjang, kita siapkan skenario agar tantangan saat ini tidak berulang. Setelah penyelenggaraan haji selesai, kita telaah lebih lanjut perbaikan ke depan," pungkas Pratikno.