Jelang Gencatan, Netanyahu Sebut Israel Punya Hak Lanjutkan Perang

Sedang Trending 1 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

detikai.com

Minggu, 19 Jan 2025 09:40 WIB

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyebut, Israel berkuasa untuk melanjutkan pertempuran di Gaza, Palestina dengan support Amerika Serikat (AS). Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyebut, Israel berkuasa untuk melanjutkan pertempuran di Gaza, Palestina dengan support Amerika Serikat (AS). (via REUTERS/MENAHEM KAHANA)

Jakarta, detikai.com --

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyebut, Israel berkuasa untuk melanjutkan pertempuran di Gaza, Palestina dengan support Amerika Serikat (AS).

"Kami berkuasa melanjutkan perang jika perlu, dengan support Amerika," ujar Netanyahu dalam sebuah pernyataan nan disiarkan di televisi, Sabtu (18/1), melansir Channel News Asia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami memikirkan semua sandera kami.. Saya berjanji bahwa kami bakal mencapai semua tujuan dan membawa kembali semua sandera."

"Dengan kesepakatan ini, kami bakal membawa kembali 33 kerabat kami, sebagian besar [dari mereka] hidup."

Ia menjelaskan bahwa fase pertama bakal berjalan selama 42 hari nan dimulai pada hari ini, Minggu (19/1).

"Jika kami dipaksa untuk melanjutkan perang, kami bakal melakukannya dengan kekerasan," ujar Netanyahu.

Gencatan senjata di Jalur Gaza, Palestina bakal dimulai pada pukul 8.30 pagi waktu setempat alias 13.30 WIB hari ini. Gencatan senjata ini diharapkan dapat mengakhiri perang nan telah berjalan selama 15 bulan.

Selama gencatan senjata awal, golongan Hamas bakal menyerahkan 33 sandera. Tiga di antaranya bakal diserahkan pada Minggu.

Sebaliknya, Israel bakal membebaskan ratusan tahanan Palestina. Beberapa di antaranya bakal dideportasi.

Namun, sejak Qatar dan AS mengumumkan berita tersebut pada Rabu lalu, serangan Israel ke Gaza tetap terus berlanjut.

Pada Sabtu kemarin, disebutkan setidaknya ada lima personil satu family tewas saat sebuah serangan menghantam tenda mereka di Khan Yunis, Gaza.

(asr/asr)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya