Jawaban Misteri Kenapa Warteg Punya 2 Pintu, Tak Banyak Orang Tahu

Sedang Trending 1 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX
Daftar Isi

Jakarta, detikai.com - Warung Tegal, alias lebih dikenal dengan julukan warteg, merupakan salah satu kuliner unik Indonesia nan berasal dari Tegal, Jawa Tengah. Warteg identik dengan beragam hidangan sederhana dengan nilai terjangkau.

Meski tidak semuanya, kebanyakan warteg mempunyai kreasi gedung nan sama. Yaitu mempunyai dua pintu, meja dan bangku panjang nan langsung menghadap ke etalase makanan. Hal-hal tersebut rupanya ada alasannya tersendiri lho.

Filosofi dua Pintu

Dilansir dari Beautynesia, pada umumnya, Warung Tegal mempunyai corak gedung nan sederhana, dilengkapi dua pintu di bagian kanan dan kiri, serta nama warteg di antaranya. Ternyata ada maksud dan makna tertentu dari kreasi tersebut.

Dua pintu nan terletak di sisi kanan dan kiri gedung punya makna banyak rezeki. Namun jika dilihat dari segi arsitektur, dua pintu ini membantu alur pembelian, ialah mengurangi antrian pembeli dengan langkah memanfaatkan ruang terbatas sehingga pembeli tak terhalang untuk keluar.

Selain itu, pilihan warna pada warteg juga punya makna. Misalnya warna biru melambangkan Kota Tegal nan berada di area pesisir.

Makna Bangku Panjang di Warteg

Saat memasuki Warteg, perihal pertama nan visitor lihat adalah beragam macam hidangan dalam etalase kaca serta meja dan bangku nan mengelilinginya. Warteg sering kali menggunakan bangku kayu panjang. Ternyata ada filosofi dibaliknya lho.

Penggunaan kotak kaca memerhatikan aspek fungsional lantaran memudahkan pembeli memilih makanan. Sementara, bangku panjang nan digunakan menyimbolkan kesetaraan alias dengan kata lain, orang-orang dari beragam lapisan masyarakat bisa duduk, makan, sembari mengobrol berbareng di sana.

Mengenal Sejarah Warteg

Warteg sendiri muncul sebagai jawaban untuk masyarakat urban nan mencari hidangan nan beragam dan terjangkau. Kondisi ini lantas menjadi kesempatan upaya bagi masyarakat Tegal nan merantau ke perkotaan. Sebagaimana diketahui, masyarakat Tegal sudah mulai merantau ke Jakarta sejak tahun 1960-an.

Awalnya, pengusaha warteg berasal dari 3 desa di Tegal, ialah Desa Sidapurna, Desa Sidakaton, dan Desa Krandon. Mereka membuka warteg bukan hanya lantaran argumen ekonomi saja, tapi juga menurunkan tradisi nan sudah ada dari generasi sebelumnya.

Adapun hingga sampai saat ini, warteg tetap tetap populer. Kepemilikannya pun tidak hanya berasal dari masyarakat Tegal saja dan semakin mudah ditemukan di banyak kota besar di Indonesia.


(dce)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Intip Tren Kecantikan 2025 dari Make Up Hingga Skin Care

Selengkapnya