Jangan Asal Beli! Bpom Ungkap Ciri-ciri Takjil Berbahaya, Tak Aman Dikonsumsi

Sedang Trending 3 hari yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI) terus melakukan pengecekan di pasar-pasar takjil seluruh Indonesia. Hasilnya, tetap banyak ditemukan jajanan nan mengandung bahan-bahan berbahaya.

Kepala BPOM RI Taruna Ikrar menyebut ada beberapa bahan rawan nan tetap sering dicampur ke bahan makanan.

"Paling banyak ditemukan ada nan (mengandung) boraks, formalin, rhodamin B, methanyl yellow," kata Taruna saat ditemui di Pasar Takjil Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, Selasa (11/3/2025).

Formalin biasanya ditemukan di mie basah, tahu, ikan segar, dan daging ayam segar. Ciri-ciri nan mudah dikenali adalah tidak lengket, tidak mudah hancur, lebih mengkilat, dan tidak dihinggapi lalat.

Boraks sering ditemukan di jajanan seperti cilok, bakso, lontong, hingga kerupuk rambak. Ciri-ciri nan mudah dikenali adalah makanan teksturnya kenyal, tidak lengket, dan tidak mudah putus.

Sementara makanan nan mengandung rhodamin B dan methanyl yellow ialah pewarna tekstil biasanya mempunyai warna nan lebih mencolok. Warna merah mencolok untuk rhodamin B dan kuning mencolok untuk methanyl yellow. Selain itu, banyak memberikan titik-titik warna nan tidak merata.

Ikrar mengatakan agenda inspeksi mendadak (sidak) di pasar-pasar takjil ini sudah mulai dilakukan apalagi sebelum bulan Ramadan.

"Kami sudah jalan dari Sabang sampai Merauke di semua pasar-pasar. Kami mukai turun tanggal 24 Februari kemarin," kata Ikrar.

Taruna menambahkan pihaknya menggunakan metode sampling dalam mencari apakah ada takjil nan mengandung bahan rawan di pasaran. Selain itu, ada juga metode intelijen, ialah BPOM melakukan sidak tanpa menggunakan seragam resmi.

"Caranya dengan kami beli secara random. Itu kita lakukan setiap hari dari Sabang sampai Merauke, sampai kelak minggu ketiga bukan Ramadan," katanya.

"Kami punya laboratorium berjalan, kami tes satu persatu. Kalau ditemukan bahan berbahaya, kami sampai ke penjual 'pak, bu, ini mengandung ini, jangan dijual'. Begitu langkah kami," tutupnya.


(dpy/kna)

Selengkapnya