ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Harga minyak meroket usai Israel melakukan serangan besar-besaran ke Iran. Serangan dari Israel ini disebut dapat memicu serangan jawaban dari Iran dan membikin kekhawatiran tentang pasokan minyak meningkat.
Dilansir dari Reuters, Jumat (13/6/2025), nilai minyak melonjak lebih dari 7% pada hari ini. Kenaikan itu mendekati level tertinggi selama berbulan-bulan.
Harga minyak mentah Brent melonjak US$ 5,1, alias sekitar 7,4%, menjadi US$ 74,46 per barel pada pukul 08.43 GMT setelah mencapai level tertinggi di level US$ 78,50 per barel, ini level tertinggi sejak 27 Januari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate AS juga naik US$ 5,1, alias 7,5%, menjadi US$ 73,15 per barel setelah mencapai level tertinggi US$ 77,62 per barel, level tertinggi sejak 21 Januari.
Israel mengatakan pihaknya menargetkan serangannya pada akomodasi nuklir Iran, pabrik rudal balistik, dan komandan militer pada hari Jumat di awal dari apa nan diperingatkannya bakal menjadi operasi nan berkepanjangan untuk mencegah Teheran membangun senjata atom.
Fasilitas nuklir Iran di Natanz rusak menurut organisasi daya atom negara itu, tetapi penyelidikan belum menunjukkan adanya kontaminasi radioaktif alias kimia di luar letak tersebut.
Analis Barclays Amarpreet Singh dalam sebuah catatan menyatakan kenaikan nilai US$ 10 per barel dalam tiga hari terakhir belum mencerminkan penurunan produksi minyak Iran, apalagi eskalasi nan dapat menyebabkan gangguan pada aliran daya melalui Selat Hormuz.
(hal/hns)