Iran Kenalkan Rudal Balistik Baru Sanggup Jangkau 1.200 Km

Sedang Trending 6 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, detikai.com --

Iran pada Minggu (5/5) merilis rudal balistik berbahan bakar padat baru dengan jangkauan 1.200 kilometer. Memamerkan senjata terbaru ini dilakukan ketika ketegangan Iran dengan Amerika Serikat (AS) dan Israel meningkat

AFP nan mengutip pernyataan televisi pemerintah Iran menjelaskan rudal balistik itu berjulukan Ghassem Basir. Alutsista ini dikatakan sebagai pengembangan pertahanan terbaru Iran.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Negara-negara Barat telah menyuarakan kekhawatiran tentang keahlian rudal Iran dan menuduhnya mengganggu stabilitas Timur Tengah.

Iran dikenal mendukung jaringan 'poros perlawanan' golongan militan nan menentang Israel, termasuk pemberontak Houthi di Yaman, Hizbullah di Lebanon, Hamas di Jalur Gaza dan golongan bersenjata Syiah di Irak.

Pada Oktober 2024, Iran dan musuh bebuyutannya, Israel, saling serang secara langsung untuk pertama kalinya.

Israel menyerang letak militer di Iran sebagai tanggapan atas serangan rudal Iran pada 1 Oktober. Rudal Iran ke Israel diluncurkan sebagai jawaban atas terbunuhnya para pemimpin militan nan didukung Iran dan seorang komandan Garda Revolusi.

Pada Minggu, televisi pemerintah Iran menyiarkan rekaman rudal baru tersebut selama wawancara dengan Menteri Pertahanan Aziz Nasirzadeh.

"Jika kami diserang dan perang dilancarkan terhadap kami, kami bakal menanggapi dengan kekuatan dan bakal menargetkan kepentingan dan pangkalan mereka," kata Nasirzadeh.

"Kami tidak mempunyai permusuhan terhadap negara-negara tetangga, tetapi pangkalan Amerika adalah sasaran kami," katanya lagi.

Rudal baru tersebut ditayangkan setelah Iran dan AS mengadakan pembicaraan selama tiga hari nan dimediasi Oman mengenai program nuklir Iran mulai 12 April.

Pertemuan itu merupakan kontak tingkat tertinggi sejak AS menarik diri pada 2018 dari perjanjian krusial dengan negara-negara besar bumi mengenai program nuklir Iran.

Pada Kamis, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio dalam sebuah wawancara dengan Fox News meminta Iran 'menjauh' dari pengayaan uranium, dengan mengatakan 'satu-satunya negara di bumi nan memperkaya uranium adalah negara-negara nan mempunyai senjata nuklir'.

Pada 27 April, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan kesepakatan nan andal kudu 'menghilangkan kapabilitas Iran untuk memperkaya uranium untuk senjata nuklir' dan mencegah pengembangan rudal balistik.

Iran membantah berupaya memperoleh senjata nuklir, bersikeras ambisi nuklirnya berkarakter tenteram dan untuk tujuan sipil.

Iran telah mengesampingkan obrolan dengan AS mengenai keahlian militer dan pertahanannya, termasuk program rudal balistiknya.

Presiden AS Donald Trump telah menakut-nakuti bakal menyerang Iran jika diplomasi kandas dan telah menjatuhkan hukuman tambahan nan menargetkan sektor minyak negara tersebut.

(fea)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya