Ira Noviarti Ungkap Transformasi Pasar Asia Di Harvard Business School

Sedang Trending 2 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, detikai.com -Mantan CEO Unilever Indonesia, Ira Noviarti, mengungkapkan perubahan dan transformasi pasar di Asia nan kudu dihadapi bumi usaha. Ira nan sekarang menjabat sebagaiBoard member dan Advisor, belum lama ini memberikan pidato kunci (opening keynote)dalam Asia Business Conference 2025 nan diselenggarakan di Harvard Business School.

Menurutnya, perubahan terbesar dalam perilaku konsumen di Asia, pasca pandemi, adalah konsumsi digital nan telah menjadi kebutuhan utama dalam kehidupan sehari-hari. Perubahan ini tidak hanya terjadi di kalangan anak muda alias masyarakat di kota besar, melainkan juga di kalangan orang tua dan mereka nan tinggal di kota-kota kecil. Mulai dari belanja, pembayaran, hubungan sosial, hingga sumber informasi, konsumen tidak lagi memisahkan antara online dan offline, mereka menginginkan pengalaman nan terintegrasi. Perbedaan antara media sosial dan shopping nan semakin tidak jelas, Ira menyebut istilah untuk kejadian ini sebagai "Social-First".

Untuk itu,menurut Ira,pelaku upaya kudu membangun ekosistem digital nan terintegrasi. Termasuk strategi omni-channel nan menggabungkan pengalaman online dan offline tanpa batas, proses dan operasional berbasis data, serta penggunaan AI (Artificial Intelligence) nan bisa mengantisipasi kebutuhan konsumen.

Ira Noviarti,Foto: dok Mantan CEO Unilever Indonesia, Ira Noviarti, di Harvard Business School.

Dari sisi tren, Ira menilai, tren Health & Wellnessberkembang sangat pesat. Saat ini, terjadi perubahan nan tinggi pada kesadaran konsumen bakal kesehatan dan kebugaran (wellness).

Alhasil, semakin banyak konsumen di Asia nan mencari produk nan mengedepankan kesehatan dan kebugaran, baik dalam corak makanan organik, peningkatan daya tahan tubuh, maupun aplikasi nan dapat membantu lebih baik dalam menjalankan rutinitas sehat sehari-hari.

"Harus ada strategi portofolio produk nan solid bagi para pelaku upaya untuk dapat terus beradaptasi dengan perubahan perilaku konsumen.Strategi produk nan memanfaatkan teknologi dan penemuan nan berkelanjutan, sehingga upaya dapat terus mendorong pertumbuhan," tutur Ira dalam pidatonya dikutip Selasa (4/3/2025).

Lebih jauh, mengenai perubahan krusial lainnya, Ira menjabarkan mengenai Sustainability and Ethical Consumption nan menjadi prioritas nan tidak bisa ditawar lagi.Semakin banyak segmen konsumen Asia, terutama Gen Z, nan kian sadar bakal isu-isu lingkungan dan menuntut perusahaan untuk memberikan transparansi dan menyelaraskan diri dengan nilai-nilai keberlanjutan.

Hal ini meliputi rantai pasok nan bertanggung jawab, transparansi mengenai gimana perusahaan memproduksi produk, dari mana bahan baku berasal, pengemasan nan ramah lingkungan, serta inisiatif netral karbon.

"Mendorong pertumbuhan di pasar Asia nan bergerak ini memerlukan lebih dari sekadar ambisi, tetapi juga kejelian dalam memandang perubahan tren konsumen, kelincahan (agility), komitmen nan mendalam, dan nan terpenting adalah purpose nan jelas," tegas Ira.


(dpu/dpu)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Jelang Ramadan, Simak Nasib 5 Saham Konsumer Ini

Next Article IHSG Rebound Naik 1% Lebih, Sektor Ini Senyum Lebar

Selengkapnya