Investor Tunggu Data Perdagangan China, Bursa Asia Dibuka Bervariasi

Sedang Trending 11 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, detikai.com - Bursa Asia Pasifik bergerak bervariasi lantaran penanammodal menunggu info perdagangan China bulan April di tengah kekhawatiran perlambatan pertumbuhan ekspor nan signifikan akibat perang tarif dengan Amerika Serikat.

Indeks referensi Jepang, Nikkei 225 naik 1,17% pada pembukaan. Sedangkan Topix naik 1,06%.

Selanjutnya, Kospi Korea Selatan naik 0,3% dan Kosdaq nan berkapitalisasi mini turun 0,59%. Indeks S&P/ASX 200 Australia diperdagangkan datar.

Sementara perjanjian berjangka untuk indeks Hang Seng Hong Kong berada di 22.732, sedikit lebih rendah daripada penutupan terakhir HSI di 22.775,92.

Mengutip CNBC International, para ahli ekonomi nan disurvei oleh Reuters memperkirakan ekspor China naik 1,9% dari tahun ke tahun, namun turun dari lonjakan 12,4% di bulan Maret.

Artinya, ketidakpastian mengenai Washington dan Beijing untuk mencapai kesepakatan dalam pembicaraan perdagangan nan dijadwalkan di Swiss turut mengurangi optimisme para pelaku pasar.

Semalam, Wall Street menguat setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan garis besar kesepakatan perdagangan dengan Inggris. Kesepakatan tersebut merupakan nan pertama sejak AS menghentikan pemberlakuan tarif resiprokal pada bulan April lalu.

Saham berjangka AS nyaris mendekati garis datar lantaran penanammodal berambisi bahwa kerangka kerja kesepakatan perdagangan AS-Inggris menandakan lebih banyak kemajuan nan bakal datang.

Namun, hingga saat ini rincian spesifik dari perjanjian tersebut tetap belum jelas, dan tidak ada arsip resmi nan ditandatangani selama pengumuman di Ruang Oval.

Sebagai informasi, tiga indeks utama ditutup menguat. Dow Jones Industrial Average naik 254,48 poin, alias 0,62%, dan ditutup pada 41.368,45. S&P 500 naik 0,58% dan ditutup pada 5.663,94. Nasdaq Composite naik 1,07% dan berhujung di 17.928,14.


(fsd/fsd)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Miris! Warga RI Lebih Tertarik Judol Dibanding Saham

Next Article The Fed Tahan Suku Bunga, Nikkei Melemah Tipis

Selengkapnya