ARTICLE AD BOX
detikai.com
Sabtu, 25 Jan 2025 15:00 WIB

Jakarta, detikai.com --
Hamas disebut telah merekrut 10 ribu hingga 15 ribu personil baru sejak bertempur dengan Israel di Jalur Gaza. Hal itu disampaikan dua orang sumber Reuters di lembaga intelijen Amerika Serikat.
Sumber tersebut mendapat pengarahan mengenai perihal itu di pekan-pekan terakhir pemerintahan Presiden AS Joe Biden. Dia mengungkap rekrutan baru Hamas didominasi anak muda.
"Meskipun Hamas telah sukses merekrut personil baru, banyak di antaranya nan tetap muda dan belum terlatih dan digunakan untuk tujuan keamanan sederhana," kata sumber itu seperti dilansir Reuters, Sabtu (25/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ada juga dugaan Hamas telah kehilangan prajurit dengan jumlah nan sama selama perang. Akan tetapi, sumber itu menyebut Hamas tetap tetap menjadi ancaman Israel dengan perekrutan nan masif.
Pihak lembaga intelijen nasional Amerika Serikat enggan berkomentar mengenai perihal tersebut. Akan tetapi Menteri Luar Negeri AS di pemerintahan sebelumnya, Antony Blinken, pernah menyampaikan perihal serupa.
Pada 14 Januari 2025, Blinken pernah menyebut Hamas merekrut pasukan dengan jumlah nan sama dengan pasukan mereka nan tewas. Dia berbicara perihal ini sebagai "Resep untuk pemberontakan dan perang abadi."
Blinken tak merinci lebih lanjut mengenai jumlah perekrutan ataupun pasukan Hamas nan tewas. Sejak awal Israel menginvasi Palestina, Amerika Serikat tak pernah mengungkap berapa banyak pasukan Hamas nan sudah tewas. Namun, seorang pejabat Israel mengungkap jumlah pasukan Hamas nan tewas sekitar 20 ribu orang.
"Setiap kali Israel menyelesaikan operasi militer dan mundur, milisi Hamas berkumpul kembali dan muncul kembali lantaran tidak ada lagi nan bisa mengisi kekosongan," ujar Blinken.
Juru Bicara Sayap Bersenjata Hamas menyebut organisasi telah merekrut ribuan pasukan baru pada Juli lalu.
Sejak gencatan senjata diberlakukan, Hamas menegaskan kekuatan mereka di Jalur Gaza. Pemerintahan nan digulirkan Hamas bergerak sigap menebalkan keamanan dan memulihkan jasa dasar di beberapa wilayah kantong tersebut.
Sebelumnya, Israel dan Hamas menyetujui gencatan senjata, Minggu (19/1). Gencatan senjata ini mengakhiri agresi sadis Israel nan berjalan selama 15 bulan sejak Oktober 2023 lalu.
Gencatan dimulai dengan pembebasan tiga penduduk Israel nan disandera Hamas. Lalu Israel membebaskan 90 orang penduduk Palestina.
(mik/mik)