Inflasi Rendah, Kok Suku Bunga Tinggi? Akhirnya Likuiditas Ketat

Sedang Trending 8 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, detikai.com - Ketua Komisi XI DPR RI Mukhamad Misbakhun mengungkapkan penyebab pertumbuhan angsuran perbankan belum mencapai tingkat optimal untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Hal ini dipaparkan Misbakhun dalam aktivitas CNBC Investment Forum 2025 di Jakarta, Jumat (16/5/2025).

Dia mengatakan kondisi di bumi saat ini, suku kembang berada di tren level nan tinggi. Kondisi ini dibarengi dengan inflasi tinggi. Namun, di Tanah Air, dia memandang kondisi yang berbeda. Inflasi cukup rendah, sementara suku kembang ditahan tinggi. Alhasil, efeknya likuiditas menjadi ketat.

"Ini memberikan akibat ke pertumbuhan likuiditas duit nan ada. Jangan kaget kalo pertumbuhan angsuran hanya 9%," kata Misbakhun.

Adapun, menurutnya, aliran likuiditas saat ini dilarikan ke SBN dan SRBI. Ketika likuiditas terbatas, maka sektor riilnya megap-megap. Alhasil, DPR mendorong investasi di hilirisasi.

"Maka itulah dorongan dari market untuk sektor riil BUMN diharapkan Danantara kudu sigap bergerak," katanya.


(haa/haa)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Bisnis Perbankan "Dihantam" Tarif Trump, Bankir Lakukan Ini

Next Article Aliran Investasi ke SRBI Tembus US$228 Juta di Awal 2025, Kalahkan SBN

Selengkapnya