ARTICLE AD BOX
Jakarta, detikai.com — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tiba-tiba tergelincir ke area merah menjelang akhir sesi I hari ini, Selasa (26/5/2025).
Per pukul 11.18 WIB, IHSG turun 1,13% meninggalkan level 7.200. Sebanyak 389 saham turun, 201 saham naik, dan 207 tidak bergerak.
Nilai transaksi terbilang ramai siang ini, mencapai Rp 8,23 triliun nan melibatkan 20,14 miliar saham dalam 824.441 kali transaksi.
Mengutip Refinitiv, bahan baku menjadi sektor nan turun paling dalam, ialah 1,6%. Utilitas turun 1,39% dan finansial 1,15%.
Adapun saham nan menjadi pemberat utama adalah GOTO yang ambruk 6,94% ke level 67. GOTO berkontribusi sebesar 17,32 indeks poin terhadap penurunan IHSG.
Sebagaimana diketahui,saham GOTO sempat loncat seiring dengan berembusnya berita merger perusahaan dengan Grab. Namun kemudian Tirza Munusamy, Chief of Public Affairs Grab Indonesia, menegaskan bahwa info tersebut tidak berdasar dan tidak dapat diverifikasi.
"Namun, spekulasi tersebut tidak berasal dari info nan terverifikasi, sehingga kami tidak dalam posisi untuk menanggapinya lebih lanjut," katanya.
Terpisah, pihak manajemen GOTO menyampaikan bahwa perusahaan menerima beragam penawaran dari sejumlah pihak. "Dari waktu ke waktu, Perseroan menerima beragam penawaran dari beragam pihak. Hal ini berkarakter rahasia," tulis manajemen dalam keterbukaan informasi.
Perseroan menilai, kerahasiaan identitas perlu dijaga lantaran sifat rencananya tidak mengikat dan tetap dalam tahap nan sangat awal. Lebih dari itu, wacana mengenai merger tersebut kerap disampaikan secara informal, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Selain itu, saham DCII juga menjadi pemberat utama IHSG. Saham konglomerat Toto Sugiri ini turun 7,77% dan menyumbang -15,17 indeks poin.
DCII saat ini merupakan saham paling mahal di Bursa Efek Indonesia. Saham ini telah terbang lebih dari 200% sepanjang tahun melangkah alias dari level 46.000-an ke level 140.000-an. DCII bahkan sempat menembus nilai 200.000-an per saham.
Sebagai informasi, pasar finansial Indonesia hanya bakal buka tiga hari pada perdagangan pekan ini lantaran ada libur libur berbareng Kamis dan Jumat untuk peringatan Kenaikan Yesus Kristus. Mengingat pendeknya hari perdagangan maka penanammodal mesti berpikir jeli dalam mengambil keputusan.
Sebenarnya pelaku pasar telah menyambut positif potensi penurunan suku kembang referensi dan membaiknya defisit transaksi berjalan. Langkah Danantara untuk efisiensi BUMN lewat M&A juga dinilai memberi prospek cerah bagi sektor korporasi ke depan.
Laporan terbaru JP Morgan pada 19 Mei 2025 juga menjadi stimulus positif lantaran meningkatkan ranking saham di pasar berkembang alias emerging market, termasuk Indonesia.
JP Morgan telah meningkatkan ranking dari underweight ke netral, kemudian laporan terbaru meningkatkan rating lagi dari netral menjadi overweight.
Ada lima argumen nan membikin pasar emerging market sekarang lebih dilirik penanammodal daripada pasar negara maju. Di antaranya adalah ketidakpastian perang jual beli nan sedikit mereda, melemahnya dolar AS, pemulihan ekonomi China, valuasi nan tetap murah serta proyeksi pemangkasan suku kembang The Fed.
Upgrade rating Emerging Markets ini menjadi berita baik saat IHSG memasuki pekan terakhir Mei. Dengan agenda perdagangan nan hanya tiga hari lantaran libur Kenaikan Isa Almasih, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada di titik rawan. Setelah mencetak kenaikan lebih dari 10% dalam sebulan, sekarang indeks mendekati resistance krusial di area 7.300. Secara teknikal, kegagalan menembus MA200 bisa memicu tindakan ambil untung, dengan potensi koreksi ke 6.900-7.000.
Akan tetapi penanammodal rupanya belum bisa betul-betul bernapas lega. Dalam perkembangan berbeda, Presiden AS Donald Trump, pada Jumat pekan lalu, mengatakan bahwa dia "merekomendasikan tarif langsung sebesar 50% terhadap Uni Eropa" setelah mengeluhkan bahwa negosiasi perdagangan telah mengalami kebuntuan.
Trump menulis di Truth Social bahwa tarif impor baru nan sangat tinggi ini bakal mulai bertindak pada 1 Juni.
Menurut Trump Uni Eropa sangat susah untuk diajak bekerja sama. "Pembicaraan kami dengan mereka tidak ke mana-mana!," tulis Trump mengenai blok beranggotakan 27 negara tersebut, dikutip dari CNBC Internarional.
Sebagaimana diketahui, penanammodal sebelumnya membeli saham dengan spekulasi bahwa bakal muncul lebih banyak kesepakatan jual beli dengan beragam negara selama masa jarak 90 hari tersebut. Namun, tindakan Trump pada hari Jumat bisa jadi menunjukkan bahwa angan tersebut keliru.
(mkh/mkh)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Investor Senang BI Rate Turun, IHSG & Rupiah Kompak Menguat
Next Article IHSG Kembali Loyo, Dibuka Ambruk 1%