ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat turun hingga 3,82% dalam sepekan usai libur Lebaran, pada periode perdagangan 8-11 April 2025 kemarin. Di tengah penurunan keahlian pasar modal ini, banyak masyarakat beramai-ramai beli emas.
Direktur Sales & Distribution BSI, Anton Sukarna, mengatakan kejadian ini terjadi lantaran emas merupakan aset simpanan dan investasi paling kondusif namalain safe haven. Sehingga banyak masyarakat alias penanammodal nan memilih untuk mengamankan asetnya dalam corak emas, nan secara langsung meningkatkan penjualan logam mulia.
"Emas itu adalah salah satu save haven. Jangankan manusia, pribadi, kadang-kadang negara pun dalam kondisi nan gonjang-ganjing, dia kemudian menyimpan cadangannya dalam corak emas," terang Anton dalam aktivitas Prospek Investasi Emas di Kantor Pusat BSI The Tower, Selasa (15/4/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi pada saat orang tidak dalam kondisi nan nyaman mengenai investasi dalam corak apapun, maka dia bakal mengambil posisi investasi nan paling aman. Nah emas saat ini adalah salah satu corak investasi nan paling kondusif dan paling mudah juga untuk dilakukan," terangnya lagi.
Sebagai contoh saat IHSG sempat ambruk parah pada perdagangan pekan kemarin, menurutnya tidak sedikit penanammodal nan diperkirakan memindahkan biaya mereka dari pasar saham menjadi emas.
"Kemarin kita sempat kejadian kan, semua saham kita rontok semua. Otomatis orang mencari selain saham apalagi kita kudu bertahan, kemudian dia beranjak ke emas. Tapi jika nomor alias info perpindahan itu nggak ada, saya nggak bisa tracking itu," jelasnya
"Tapi saya mau katakan bahwa ketika terjadi ketidakstabilan, orang condong mengambil investasi nan paling aman," tegas Anton lagi.
Senada, Vice President Digital Strategy and Development BSI, Riko Wardhana, juga mengatakan minat masyarakat untuk membeli emas tercatat mengalami peningkatan nan cukup besar pada April 2025. Namun dia juga tidak bisa memastikan apakah peningkatan ini turut dipicu oleh perpindahan aliran biaya dari pasar modal ke simpanan emas.
"Kita belum tracking sih sampai ke sana. Cuman kita lihatnya, jika emasnya iya tadi meningkat," ucapnya saat ditemui wartawan usai aktivitas Prospek Investasi Emas.
Secara keseluruhan, dia hanya bisa menyampaikan minat masyarakat dalam membeli emas sudah meningkat tajam sejak BSI mendapatkan izin dari OJK untuk menjalankan bulion bank services alias bank emas di Indonesia.
"Sejak bulan Februari nan selama ini rata-rata kita jual 30an kilogram (per bulan), jadi 64 kilogram, terus jadi 125 kilogram. Tapi jika dari mana, trackingnya dari pasar modal segala macam belum ada," papar Riko.
"Kalau kita melihatnya, jika masyarakat melihatnya sekarang emas kan sebagai salah satu pengganti nan paling baik untuk investasi maupun untuk menyimpan," terangnya lagi.
(igo/fdl)