ARTICLE AD BOX
Jakarta, detikai.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat pada perdagangan sesi pertama, Jumat (23/5/2025).
IHSG ditutup naik 0,36% alias menguat 26 poin ke 7.192,97 dan sedang menguji level psikologis baru ke 7.200. Adapun pada awal pembukaan IHSG sempat menembus level 7.200 dan pada titik tertinggi perdagangan intraday sempat menyentuh 7.219,45
Sebanyak 282 saham naik, 284 turn, dan 232 tidak bergerak. Nilai transaksi pagi ini mencapai Rp 5,76 triliun nan melibatkan 9,07 miliar saham dalam 641 ribu kali transaksi.
Mayoritas sektor perdagangan berada di area hijau dengan saham perbankan, blue chip dan emiten berkapitalisasi besar mengalami penguatan. Sektor peralatan baku, daya dan finansial memimpin penguatan dengan sektor properti, teknologi dan konsumer non primer mengalami pelemahan.
DSAA, BBRI dan TPIA tercatat menjadi penggerak utama keahlian IHSG, dengan TLKM, BMRI dan GOTO menjadi pemberan laju indeks.
Sementara itu, pasar saham Asia-Pasifik kebanyakan dibuka menguat pada Jumat (23/5/2025), seiring penanammodal mencermati serangkaian info ekonomi dari kawasan. Indeks Nikkei 225 Jepang naik 0,48% di awal perdagangan, sementara Topix menguat 0,5%.
Di Korea Selatan, indeks Kospi tercatat naik 0,36%, namun indeks saham berkapitalisasi mini Kosdaq justru melemah 0,34%. Sementara itu, indeks referensi Australia S&P/ASX 200 naik tipis 0,16% saat pembukaan.
Sentimen pasar finansial Tanah Air pada akhir pekan ini tampaknya tetap potensi mendapatkan antusiasme positif dari sentimen internal mengenai pengaruh suku kembang referensi turun, defisit transaksi melangkah menyempit, sampai Danantara nan menggencarkan efisiensi untuk merger dan akuisisi ratusan BUMN.
Dari internal, ada tiga berita krusial hari ini ialah satu dari Bank Indonesia dan dua berita lainnya datang dari Kementerian Keuangan.
Sri Mulyani bakal mengumumkan dua berita krusial sekaligus. Kabar pertama adalah pelantikan Direktur Jenderal (Dirjen) Pajak dan bea Cukai. Kabar kedua adalah realisasi APBN 2025 periode April.
Sementara itu, dari eksternal ada info nan rilis semalam mengenai klaim pengangguran mingguan dan tetap ada tantangan dari yield obligasi AS jangka panjang nan terus naik setelah Moody's menurunkan ranking angsuran AS.
Meski begitu, ini bisa menjadi kesempatan lantaran ada biaya nan beranjak dari AS ke negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.
Sri Mulyani Lantik Dirjen Pajak & Bea Cukai, Umumkan Realisasi APBN
Menteri Keuangan Sri Mulyani bakal mengumumkan dua berita krusial hari ini ialah pergantian Dirjen Pajak dan bea Cukai serta realisasi APBN 2025.
Presiden Prabowo Subianto menunjuk Bimo Wijayanto sebagai Direktur Jenderal Pajak Kementerian Keuangan, menggantikan Suryo Utomo. Hal ini dibenarkan oleh Bimo Wijayanto di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (20/5/2025).
Dia mengatakan Prabowo menitipkan pesan kepada dirinya. Pesan tersebut yaitu: "Memperbaiki sistem perpajakan Indonesia agar lebih akuntabel, lebih berintegritas, lebih independen untuk mengamankan program-program nasional beliau, khususnya dari sisi penerimaan negara.
Sementara itu, Letnan Jenderal Djaka Budi Utama dipercaya sebagai Direktur Jenderal Bea Cukai untuk menggantikan Askolani.
Letnan Jenderal Djaka Budi Utama saat ini mengemban tugas petunjuk sebagai Sekretaris Utama Badan Intelijen Negara (BIN). Dia dilantik pada Oktober 2024.
Dua Dirjen ini berkedudukan sangat strategis dalam penerimaan negara lantaran menyumbang nyaris 70% dari total pendapatan negara. Kebijakan dari dua dirjen ini juga bakal berkedudukan besar dalam mendongkrak ekonomi.
Selain itu, Sri Mulyani bakal mengumumkan realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 periode April 2025. Realisasi April sangat penting, terutama dalam memandang sejauh mana pencapaian penerimaan pajak. Sebagai catatan, April ada periode berakhirnya setoran pajak perusahaan sehingga realisasi pajak semestinya sudah mengalami pertumbuhan.
Realisasi shopping juga patut disimak lantaran bisa menjadi referensi seberapa besar akibat efisiensi pemerintahan Prabowo dalam empat bulan terakhir..
Defisit Transaksi Berjalan Menyempit, Lebih Baik dari Perkiraan
Bank Indonesia (BI) mencatat pada kuartal I-2025, transaksi melangkah mengalami defisit US$ 200 juta alias 0,1% dari PDB.
Defisit ini lebih rendah dibandingkan dengan defisit US$ 1,1 miliar alias 0,3% dari PDB pada kuartal IV-2024. Adapun, defisit pada kuartal I ini juga lebih rendah jika dibandingkan kuartal nan sama tahun lalu. Pada kuartal I-2024, transaksi melangkah defisit US$ 2,2 miliar alias 0,6%.
BI menyatakan defisit transaksi melangkah tetap rendah di tengah perlambatan ekonomi global. Selain itu, transaksi modal dan finansial mencatat defisit nan terkendali di tengah meningkatnya ketidakpastian pasar finansial global.
"Dengan perkembangan tersebut, NPI pada triwulan I-2025 mencatat defisit US$ 800 juta dolar AS dan posisi persediaan devisa pada akhir Maret 2025 tercatat tetap tinggi sebesar US$ 157,1 miliar, alias setara dengan pembiayaan 6,5 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor," kata BI dalam rilisnya, Kamis (22/5/2025).
Danantara Gencarkan Efisiensi : Siapkan 350 Aksi Merger dan Akuisisi BUMN
Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara, Danantara siap membikin perubahan besar untuk menata ulang pada struktur BUMN dan anak usaha-nya agar lebih efisien, ramping, dan kompetitif.
Danantara menargetkan bakal melakukan 350 tindakan merger dan akuisisi BUMN dalam 1-2 tahun mendatang,
"Konsolidasi upaya ini kita harapkan bakal selesai dalam 1-2 tahun ke depan, bakal terjadi lebih dari 350-an merger dan akuisisi nan bakal kita lakukan," ujar COO Danantara, Dony Oskaria dalam aktivitas Outlook Ekonomi DPR Selasa (20/5).
Dony menyebut, peninjauan kembali pada upaya BUMN ditargetkan rampung pada kuartal IV-2025. Peninjauan kembali menjadi tahap pertama nan dilakukan untuk menciptakan matriks BUMN berasas industrinya masing-masing.
"Kita harapkan ini bakal selesai sampai dengan Oktober tahun ini. Satu per satu, kemudian output-nya kita melakukan matriks daripada perusahaan kita," tuturnya.
Dony mengatakan, melalui tindakan korporasi nan dilakukan jumlah BUMN bakal berkurang signifikan.l dari 888 perusahaan menjadi kurang dari 200 perusahaan.
"Nah ini bakal terjadi dari 888 perusahaan, kita harapkan ini bakal menjadi kurang dari 200 perusahaan nan skalanya besar dan mempunyai kemampuan, daya kejuaraan nan kuat," ucapnya.
Harapannya, upaya tersebut dapat menciptakan peningkatan daya saing perusahaan sehingga dapat sejajar dengan perusahaan global.
"Dia di sisi holding operation bakal mempunyai perusahaan-perusahaan nan sangat kuat dan bisa berkompetisi dengan baik," pungkasnya.
Kesimpulannya, Danantara bakal membikin ekosistem BUMN nan lebih efisien, fokus, dan siap bersaing di taraf internasional.
Update Klaim Pengangguran Mingguan AS dan Flash PMI
Data klaim pengangguran AS untuk periode seminggu nan berhujung pada 17 Mei 2025 bertambah 227.000, lebih sedikit dari perkiraan pasar sebanyak 230.000 dan periode pekan sebelumnya 229.000.
Klaim pengangguran nan bertambah lebih sedikit memang baik untuk kondisi pasar tenaga kerja, tetapi bagi prospek penurunan suku kembang the Fed bisa sebaliknya.
Karena dengan kondisi pasar tenaga kerja nan dianggap tetap solid, bakal membikin inflasi juga bisa memperkuat tinggi, sehingga level suku kembang tinggi saat ini tetap bisa dipertahankan dalam jangka waktu lebih lama.
Selain info itu, pada semalam ada rilis flash PMI Manufacture AS untuk periode Mei nan tercatat sukses naik ke posisi 52,3 dari bulan sebelumnya 50,2.
Data ini juga lebih baik dari perkiraan pasar nan prediksi turun ke level 50,1. Sebagai catatan, cut off indeks PMI manufaktur ini berada di 50. Selama tetap di atas nomor itu, maka kondisi manufaktur AS berada di level nan ekspansif.
Yield Obligasi Jangka Panjang AS Terbang Lagi
Beralih ke sentimen eksternal, volatilitas pasar tampaknya tetap mendapat tantangan dari yield obligasi jangka panjang AS nan terus naik.
Pada Kamis malam sekitar pukul 20.00 WIB, imbal hasil obligasi AS tenor 30 tahun terbang ke posisi 5,15%, ini menjadi level tertinggi-nya sejak Oktober 2023. Selain Oktober 2023, imbal hasil ini belum pernah setinggi ini sejak Juli 2007.
Spread antara obligasi lima tahun dan 30 tahun pada semalam juga meningkat tajam sampai 1%. Ini merupakan nan pertama kali terjadi sejak Oktober 2021. Ini artinya pasar memperkirakan inflasi tetap bakal memperkuat pasar di AS dan kebijakan suku kembang tinggi bisa memperkuat lebih lama.
(fsd/fsd)
Saksikan video di bawah ini:
Video: IHSG Melesat, Berhasil Sentuh Level 7.000
Next Article IHSG Gagal Lagi Balik ke 7.100, Sektor Ini Biang Keroknya